Menulis buku non-fiksi adalah langkah besar yang bisa menginspirasi banyak orang. Berbeda dari fiksi yang mengandalkan imajinasi, menulis buku non-fiksi memerlukan data, pengalaman, dan keahlian untuk membangun naskah yang informatif dan relevan. Buku jenis ini cenderung bertahan lama di pasaran karena bersifat edukatif dan dibutuhkan pembaca sebagai panduan atau referensi.
Berikut ini beberapa langkah praktis yang bisa kamu ikuti untuk mulai menulis buku non-fiksi yang inspiratif dan berkualitas.
1. Tentukan Ide dan Topik yang Kamu Kuasai
Langkah awal menulis buku non-fiksi adalah memilih topik sesuai keahlian atau pengalaman. Catat apa saja bidang yang kamu pahami, minati, atau sering kamu geluti. Kamu juga bisa menelusuri buku-buku non-fiksi yang populer di toko buku atau marketplace untuk mendapatkan inspirasi topik yang sedang dibutuhkan pasar.
2. Riset dan Kumpulkan Data Pendukung
Buku non-fiksi harus didukung oleh informasi yang valid. Lakukan riset dengan membaca buku, artikel ilmiah, jurnal, hingga wawancara dengan ahli. Kumpulkan data akurat agar tulisanmu memiliki kredibilitas tinggi. Jangan lupa mencatat sumber-sumber yang digunakan untuk keperluan referensi.
3. Buat Struktur dan Kerangka Buku
Tentukan format buku: apakah berupa panduan praktis, kumpulan kisah inspiratif, atau buku motivasi. Susun bab dan subbab sejak awal agar penulisan jadi lebih fokus. Buat poin-poin penting yang ingin kamu sampaikan di setiap bagian. Kerangka ini akan sangat membantu menjaga alur dan konsistensi isi buku.
4. Pilih Gaya Bahasa yang Mengalir dan Mudah Dipahami
Meskipun menulis buku non-fiksi, bukan berarti kamu harus menulis dengan kaku. Gunakan bahasa yang komunikatif, natural, dan mudah dipahami. Tujuan utamanya adalah membantu pembaca menyerap informasi dengan nyaman. Hindari istilah teknis berlebihan tanpa penjelasan yang memadai.
5. Sertakan Ilustrasi atau Data Visual Bila Diperlukan
Beberapa topik non-fiksi akan lebih kuat jika dilengkapi visual seperti grafik, tabel, atau gambar pendukung. Pastikan resolusi gambar tinggi agar hasil cetak tidak pecah. Visual bisa membantu pembaca memahami informasi lebih cepat dan menyenangkan.
6. Lengkapi Seluruh Elemen Buku
Pastikan naskahmu memiliki kelengkapan standar seperti daftar isi, pengantar, isi utama, daftar pustaka, dan profil penulis. Jika ada banyak istilah teknis, pertimbangkan untuk menambahkan indeks. Hal-hal ini penting agar buku non-fiksi kamu lebih profesional dan mudah dinavigasi pembaca.
7. Buat Judul yang Menarik dan Menggugah Rasa Ingin Tahu
Judul buku adalah kesan pertama yang akan menarik pembaca. Pilih judul yang mewakili isi naskah dan memancing rasa penasaran. Tambahkan subjudul jika perlu agar calon pembaca tahu manfaat apa yang akan mereka dapatkan dari buku tersebut.
8. Lakukan Self Editing dan Verifikasi Fakta
Setelah menyelesaikan naskah, luangkan waktu untuk mengedit dan mengecek ulang seluruh isi. Pastikan tidak ada kesalahan ketik atau informasi yang menyesatkan. Kamu bisa meminta bantuan teman atau editor profesional untuk mendapatkan perspektif lain sebelum mengirimkan ke penerbit.
9. Siapkan Proposal untuk Dikirim ke Penerbit
Jika kamu ingin menerbitkan buku non-fiksi melalui jalur mayor, buat proposal menarik yang berisi sinopsis, profil penulis, dan contoh naskah. Alternatifnya, kamu bisa menerbitkan secara indie untuk kontrol lebih besar. Pilih penerbit yang sesuai dengan segmen dan gaya bukumu.
Baca Juga : Cara Menulis Plot Buku Fiksi yang Menarik dan Penuh Intrik
Menulis buku non-fiksi bukan sekadar menuangkan informasi, tapi juga soal bagaimana kamu menyampaikannya dengan cara yang menginspirasi dan mudah dipahami. Dengan ide yang kuat, riset yang matang, serta penyajian yang menarik, kamu bisa menghasilkan karya non-fiksi yang bermanfaat dan disukai pembaca.
Jadi, sudah siap menulis buku non-fiksimu sendiri?