Tanggal 5 November diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia atau World Tsunami Awareness Day. Menurut Rovicky Dwi Putrohari, seorang geolog Indonesia, tsunami adalah salah satu jenis bencana alam yang jarang terjadi namun memiliki dampak yang sangat besar bahkan mematikan. Pengertian tsunami adalah gelombang air berskala besar yang diakibatkan oleh gempa di dasar laut, bisa berupa gempa tektonik maupun aktivitas vulkanik..
Dari data 100 tahun terakhir, sebanyak 260.000 orang lebih tewas dikarenakan bencana tsunami yang tercatat dalam 58 kasus yang rata-rata kematiannya mencapai 4.600 orang setiap kasus. Di Indonesia, kasus bencana tsunami terbesar di abad modern terjadi pada Desember 2004 di Aceh yang menyebabkan sekitar 280.000 jiwa menjadi korban.
Dikarenakan ⅔ bagian dari bumi merupakan perairan, maka bencana alam tsunami ini bisa terjadi di mana saja tanpa mengenal batas. Hal ini memunculkan kerjasama antar negara yang difokuskan untuk mempelajari tsunami dan mendalami tentang langkah-langkah mengurangi resiko akibat bencana tersebut. Kerjasama ini menghasilkan penetapan tanggal 5 November sebagai Hari Kesadaran Tsunami Sedunia oleh Majelis Umum PBB.
Pada tahun 2030, diperkirakan 50 persen populasi dunia akan tinggal di wilayah pesisir yang berpotensi terkena banjir, badai dan tsunami. Sehingga, memiliki rencana dan kebijakan untuk mengurangi dampak tsunami akan sangat membantu dalam membangun lebih banyak ketahanan dan melindungi populasi yang beresiko.
Daftar Isi
Artikel Terkait
Sejarah Hari Kesadaran Tsunami Sedunia
Hari Kesadaran Tsunami Sedunia awalnya digagas oleh pemerintah Jepang yang selama bertahun-tahun menghadapi bencana tsunami hingga mereka bisa bangkit dan membangun inovasi-inovasi di berbagai sektor bertujuan untuk mengurangi dampak bencana tersebut di masa yang akan datang, seperti menciptakan sistem untuk peringatan dini tsunami dan memperbaiki tatanan infrastruktur bangunan.
Pemilihan tanggal 5 November bukannya tanpa tujuan. Hal ini dimaksudkan untuk menghormati kisah nyata di Jepang yaitu “Inamura-no-hi” yang memiliki arti “Api dari tumpukan Padi”.
Kisah ini menceritakan tentang tsunami yang terjadi di Jepang pada tahun 1854 yang disebabkan oleh gempa bumi di kota Ansei-Nankai. Peristiwa itu menghantam Peninsula (sekarang Hirokawa), sebuah kampung kecil di sebelah barat Jepang. Seluruh warga di Peninsula berhasil selamat berkat seorang kepala kampung tersebut yang bernama Hamaguchi Goryo. Hamaguchi menggunakan trik yang sangat unik untuk menyelamatkan warganya.
Saat itu ia melihat arus laut yang tiba-tiba surut yang merupakan pertanda bahwa tsunami akan datang. Lalu ia memiliki ide untuk membakar lumbung padi miliknya yang berada di atas bukit. Ketika lumbung tersebut dibakar, warga secara otomatis berbondong-bondong naik ke atas bukit untuk membantu memadamkan api.
Beberapa saat setelahnya tsunami pun datang dan mereka dalam keadaan aman. Setelah kejadian tersebut Hamaguchi mengajak warganya untuk merekonstruksi desanya agar lebih kuat dalam menahan guncangan gempa di masa depan serta membangun tanggul dan menanam pohon sebagai penahan tsunami.
Dari kejadian tersebut menyadarkan orang di seluruh dunia untuk lebih waspada dengan bahaya tsunami dan memberitahu pentingnya sistem peringatan dini untuk mengurangi kerusakan akibat peristiwa tersebut.
Peringatan Dini Tsunami
Peringatan akan terjadinya tsunami dapat berupa peringatan secara resmi dan secara alami.
- Peringatan Tsunami secara Resmi
Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memiliki peranan yang penting terkait informasi bencana gempa bumi dan peringatan dini terjadinya tsunami.
Dalam pemberian informasinya, BMKG didukung oleh Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) dengan jumlah skenario sebanyak 170.000. Saat ini BMKG juga menggunakan TOAST (Tsunami Observation and Stimulation Terminal) sebagai bagian dari InaTEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System).
Sistem peringatan dini tsunami ini telah diresmikan sejak tahun 2008 dan mampu memberikan informasi peringatan dini dalam waktu kurang dari 5 menit, bahkan bisa kurang dari 3 menit. Kini informasi peringatan tsunami secara resmi bisa mudah diakses oleh masyarakat melalui media sosial, aplikasi BMKG, radio dan televisi.
Tahapan BMKG dalam menyampaikan peringatan dini tsunami adalah sebagai berikut.
- Saat terjadi gempa, seismograf (alat pendeteksi gempa) akan memberikan respons dan mengirim data ke BMKG pusat melalui satelit komunikasi. Data ini digunakan untuk menentukan apakah gempa tersebut berpotensi tsunami. Jika dinyatakan berpotensi, BMKG akan segera memberikan pesan peringatan dini tahap pertama. Pesan ini akan diteruskan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri untuk segera ditindaklanjuti. Selain itu pesan ini juga akan disiarkan melalui media sosial, televisi dan radio. Petugas BMKG akan memperkirakan tinggi gelombang, waktu, dan lokasi terjadinya tsunami melalui analisis parameter gempa yang dicocokkan dengan skenario model tsunami.
- Setelah mendapatkan hasil analisis dari data-data tersebut, BMKG akan menyiarkan peringatan dini kedua dengan status ancaman masing-masing daerah.
- Setelah memastikan daerah yang akan diterjang tsunami, BMKG akan memberikan peringatan dini ketiga dan meng-update informasi status ancaman. Jika merasakan gempa, masyarakat dianjurkan untuk bergegas menyelamatkan diri karena tsunami bisa datang sewaktu-waktu dalam waktu yang singkat.
- Peringatan Tsunami secara Alami (Tanda Alam)
Peringatan tsunami secara alami ini bisa dilihat dari tanda-tanda alam yang terjadi. Beberapa peringatannya adalah sebagai berikut.
- Terjadi gempa dengan kekuatan yang besar dan panjang
- Terdengar suara raungan atau gemuruh keras seperti pesawat terbang dari arah lautan
- Aktivitas lautan yang tidak normal, seperti terbentuknya dinding air yang tinggi atau air laut yang tiba-tiba surut
Jika kita melihat salah satu dari ketiga kejadian di atas, kita patut waspada dan sebaiknya segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman.
Cara Menyikapi Peringatan Dini Tsunami
Jika kita berada di daerah yang rentan atau berpotensi terjadi tsunami dan mendapatkan informasi peringatan dini secara resmi, yang sebaiknya dilakukan adalah:
- Menjauh dari pantai dan perairan
- Menggali informasi lebih lanjut dari media elektronik maupun media sosial
- Mengikuti arahan petugas, jika diminta untuk mengungsi sebaiknya kita segera mengungsi dan berpindah ke tempat yang lebih aman, setinggi atau sejauh mungkin dari daerah pantai
Sedangkan jika kita berada di daerah yang rentan terkena tsunami dan melihat tanda-tanda atau peringatan dini yang alami, berikut hal-hal yang harus dilakukan.
- Saat terjadi gempa bumi, lakukan cara penyelamatan mandiri dengan cara tiarap dan melindungi kepala. Bersiaplah untuk kemungkinan terjadinya gempa susulan dan lakukan hal yang sama
- Segera putuskan tindakan dengan cepat dan tepat. Tidak perlu menunggu peringatan resmi dari BMKG atau instruksi dari petugas
- Setelah kondisi kondusif dan memungkinkan, segeralah berpindah ke tempat yang lebih aman dan ikuti tanda evakuasi maupun arahan dari petugas
- Hindari kabel listrik yang terjuntai dan jauhi bangunan yang hampir roboh
- Ketika sudah berada di tempat aman, selalu update informasi terkait kejadian tersebut melalui handphone atau media elektronik lain
Jika kita berada di daerah di luar zona bahaya tsunami dan menerima peringatan, tetaplah tenang dan tunggulah instruksi dari petugas.
Setelah Bencana Tsunami

Setelah tsunami melanda, apa saja yang harus kita lakukan?
- Jauhi zona bahaya tsunami sampai petugas menyatakan bahwa lokasi tersebut sudah aman. Namun sudah aman bukan berarti bahaya telah usai berlalu.
- Jauhi bangunan-bangunan yang rusak atau dikeliligi air
- Lanjutkan untuk stay up-to-date dengan berita terkini untuk melihat perkembangan bencana
Demikianlah hal-hal yang perlu diperhatikan tentang peringatan dini terjadinya tsunami dan cara menyikapi sebelum dan setelah terjadinya bencana. Dengan adanya Hari Kesadaran Tsunami Sedunia ini bisa meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian kita terhadap bencana alam tsunami dan mengenang saudara kita yang telah wafat dikarenakan bencana tersebut. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Tuhan.
Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Guru Sedunia
Tidak ada komentar