Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar dari para nabi dan rasul, salah satunya Nabi Ibrahim. Kisah Nabi Ibrahim adalah kisah yang patut dicontoh sebab keteladanannya dalam menjalankan setiap perintah Allah SWT.
Penasaran? Langsung saja kita simak kisahnya di bawah ini!
Daftar Isi
Kisah Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim As termasuk 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani. Lahir di Babilonia (sekarang dikenal Irak). Babilonia adalah suatu negeri yang kaya, rakyatnya hidup makmur, tetapi mereka tidak menyembah Allah SWT, melainkan menyembah patung.
Ayahnya bernama Azar bin Nahur, seorang pemahat patung yang kemudian patung-patung ini dijual kepada penduduk Babilonia. Patung-patung tersebut yang kemudian dijadikan sesembahan oleh rakyat Babilonia.
Artikel Terkait
Nabi Ibrahim lahir pada saat Babilonia dipimpin oleh seorang raja yang sangat zalim, yaitu Namrud bin Kan’an bin Kush.
Sejak kecil Nabi Ibrahim hidup di lingkungan yang penuh kemusyrikan dan kekufuran. Ayah Ibrahim menyuruh Ibrahim untuk melakukan kebiasaan rakyat Babilonia dengan menyembah patung. Namun, berkat bimbingan Allah Swt, Nabi Ibrahim halus menolak ajakan ayahnya.
Menurut Nabi Ibrahim, kebiasaan penduduk Babilonia, termasuk ayahnya sendiri tidak masuk akal. Bagaimana bisa manusia menyembah patung dari hasil buatan tangan mereka sendiri. Lalu kemudian Nabi Ibrahim mencari Tuhan sebenarnya yang patu disembah.
Kisah Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Nabi Ibrahim terus berusaha mencari kebenaran agama dan Tuhan yang sesungguhnya. Ketika malam telah gelap, Ibrahim menyaksikan sebuah bintang dan sempat berfikir bahwa bintang itu Tuhannya. Namun tatkala bintang itu tenggelam, dia berfikir bagaimana Tuhan tenggelam.
Kemudian, saat dia melihat bulan terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku.” Setelah bulan itu terbenam, dia berkata, “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.”
Hal yang sama terjadi saat ia melihat matahari terbit, dia berkata, “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.” Tatkala matahari itu terbenam, dia berkata, “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”.
Lanjutnya, “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”
Dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 260, dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim a.s. berdoa kepada Allah Swt agar diperkenankan melihat kekuasaan-Nya. “Ya Allah, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk yang sudah mati”.
Keinginan itu dikabulkan oleh Allah dengan menyuruh Nabi Ibrahim menangkap empat ekor burung. Setiap burung agar diberi tanda sebelum burung itu dicincang sampai bagian-bagiannya dicampur satu sama lain.
Potongan tubuh keempat burung itu lalu dibawa ke atas puncak empat buah bukit yang letaknya berjauhan satu sama lain. Kemudian, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Ibrahim agar memanggil burung-burung itu.
Dengan izin Allah SWT, burung-burung itu dihidupkan kembali seperti utuh sedia kala. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu dan tak ada yang sanggup menghalangi-Nya. Nabi Ibrahim as telah melihatnya sendiri, sehingga hatinya, keyakinannya dan keimanannya makin kuat.
Kisah Nabi Ibrahim Berdakwah
Sebelum berdakwah kepada penduduk Babilonia, Nabi Ibrahim as harus berdakwah kepada ayahnya. Berdakwah kepada ayahnya tidaklah mudah karena ayahnya tetap bersikukuh dengan keyakinannya menyembah berhala.
Usaha Nabi Ibrahim as telah dilakukan semaksimal mungkin, namun Allah SWT yang menentukan. Sikap ayahnya yang menolak ajaran Allah SWT tidak membuat Nabi Ibrahim as larut dalam kesedihan. Sikapnya tetap teguh untuk mendakwahkan kebenaran Allah Swt.
Kisah Nabi Ibrahim Dibakar

Nabi Ibrahim terus berdakwah tak kenal lelah, namun penduduk Babilonia menolak keras. Mereka tetap pada keyakinannya menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri.
Satu-satunya cara menyadarkan penduduk Babilonia kembali ke jalan yang benar adalah menyadarkan atas kelemahan patung sebagai sesembahan. Hanya Allah Swt. Yang Maha Esa dan Maha Kuasa yang berhak disembah. Sehingga Babilonia memerlukan bukti.
Orang-orang Babilonia memiliki suatu tradisi, yaitu setiap tahun mereka pergi meninggalkan negerinya. Sewaktu Raja Namrud dan kaumnya meninggalkan negeri, kampung mereka ditinggalkan secara kosong tanpa penduduk.
Kesempatan itu dimanfaatkan Nabi Ibrahim untuk menghancurkan patung-patung Raja Namrud dan kaumnya. Dengan kapak yang telah dipersiapkan, mulailah Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung itu satu per satu. Hanya satu patung yang paling besar tidak dihancurkan.
Lalu, kapak yang digunakan untuk menghancurkan patung-patung itu dikalungkan di leher patung yang paling besar tadi. Ketika Raja Namrud dan kaumnya datang kembali, betapa terkejutnya mereka semua karena patung-patung sembahan mereka hancur.
Kapak yang ditinggalkan mudah saja dikenali penduduk bahwa pelakunya adalah Nabi Ibrahim. Lantas kemudian Raja Namrud bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah kamu yang menghancurkan patung-patung sesembahan kami?”.
Ibrahim menjawab, “Aku pikir barangkali berhala besar itulah yang melakukannya. Bukankah kapak yang ada di lehernya yang membuktikan perbuatannya?”. “Mana mungkin berhala bisa berbuat seperti itu!” kata Namrud.
“Kalau begitu mengapa engkau sembah patung yang tidak bisa berbuat apa-apa?” kata Ibrahim. Mendengar pernyataan Nabi Ibrahim, kemudian orang-orang yang menyaksikan banyak yang sadar.
Selama ini mereka telah menyembah patung-patung yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa bicara.
Melihat keadaan demikian Raja Namrud makin murka. Raja Namrud akhirnya memutuskan bahwa Nabi Ibrahim harus dibunuh dengan cara dibakar hidup-hidup.
Allah akan menurunkan mukjizat dan kekuasaan-Nya melalui kisah Nabi Ibrahim dibakar. Setelah kayu bakar dikumpulkan, Nabi Ibrahim diikat dan dilempar dengan alat pelontar. Api menjalar mendekati Nabi Ibrahim akan tetapi, ia tetap tenang. Hatinya bertawakal.
Ia yakin Allah Swt tak akan membiarkannya dan pasti menolong orang yang berjuang di jalan-Nya. Ketika api menyala makin besar, Raja Namrud dan pengikutnya tertawa riang. Mereka menyangka bahwa Ibrahim telah hancur menjadi abu.
Tiba-tiba, betapa terkejutnya mereka melihat keajaiban yang tidak disangka-sangka. Setelah api padam, Nabi Ibrahim tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran api dengan selamat tanpa luka sedikit pun.
Allah SWT telah menunjukkan kekuasaan dan kasih sayangnya kepada Nabi Ibrahim dan kaumnya. Hikmah kisah Nabi Ibrahim As dibakar oleh Raja Namrud, membuat banyak kaum dan penduduk Babilonia beriman kepada ajaran Allah SWT.
Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Membangun Ka’bah
Pada satu ketika, Nabi Ibrahim menerima wahyu dari Allah SWT agar mendirikan dan memperbaiki kembali bangunan Ka’bah. Bangunan ka’bah telah ada sejak zaman nabi Adam.
Hal itu disampaikan kepada anaknya, Nabi Ismail lantas anaknya yang beriman menjawab, “Kerjakanlah apa yang diperintahkan Tuhanmu kepadamu dan aku akan membantumu dalam pekerjaan mulia itu.”
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat al-Baqarah Ayat 127: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami terima lah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Mulailah kisah Nabi ibrahim dan Ismail membangun Ka’bah dimulai hingga selesai. Tempat Nabi Ibrahim berdiri ketika itu dikenal dengan Maqam Ibrahim.
Kemudian Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapatkan wasiat dari Allah untuk membersihkan Ka’bah dari kotoran, perbuatan syirik dan penyembahan berhala untuk orang-orang yang tawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.
Kegiatan tersebut dikenal sebagai ibadah haji yang menjadi rukun islam. Sampai saat ini ibadah haji masih terus dilakukan oleh seluruh umat muslim di dunia.
Mukjizat Nabi Ibrahim

Di bawah ini adalah mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim:
- Tidak dapat dibakar api
- Mengeluarkan madu dari jarinya
- Mengubah pasir menjadi makanan
- Menghidupkan makhluk yang sudah mati seperti burung
- Mendirikan ka’bah bersama putranya, Ismail
- Menyembelih anaknya Ismail lalu diganti dengan kambing yang besar
Hikmah Kisah Nabi Ibrahim
Berikut ini adalah hikmah kisah Nabi Ibrahim As yang patut diteladani:
- Tidak berputus asa
- Melaksanakan semua perintah Allah SWT meski terasa sangat berat sekalipun
- Meyakini bahwa semua keputusan Allah SWT adalah yang terbaik dan mengandung hikmah di baliknya
- Patuh dan taat kepada orang tua
- Sabar, tabah dan ikhlas dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT
- Tawakal atau berserah diri atas semua ketetapan Allah SWT
- Berani menentang kezaliman dan kemungkaran
- Menjadi muslim yang cerdas
Baca juga: Iman Kepada Malaikat
Nah itulah kisah Nabi Ibrahim As yang memiliki banyak keteladanan untuk dicontoh dan dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga bisa menambah semangatmu dalam beribadah ya, Sobat Studio Literasi!
Tidak ada komentar