Pernahkah teman-teman melihat suatu karya seni? Baik itu di museum, pameran atau galeri seni? Bagaimana teman-teman menilai suatu karya seni? Akan tetapi, bagi sebagian seniman, kritik seni rupa sangat berarti untuk umpan balik dari karyanya.
Di materi kali ini, Studio Literasi akan mengajak teman-teman untuk mempelajari tentang kritik seni rupa. Apa saja sih yang menjadi penilaian ketika mengkritik suatu karya seni? Yuk, kita bahas bersama di materi berikut ini.
Daftar Isi
Pengertian Kritik Seni Rupa
Kritik seni rupa adalah mempelajari kekurangan dan kelebihan suatu karya seni rupa dengan memberikan alasan yang didasarkan dari analisa dan pengkajian. Kelebihan dan kekurangan dari seni rupa dipergunakan dalam berbagai hal, terutama sebagai bahan untuk mengetahui kualitas sebuah karya.
Kritik seni rupa merespons, menafsirkan makna, serta membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu. Kritik seni membantu penikmat seni memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni tersebut. Biasanya, kritikus cenderung lebih fokus pada seni modern dan kontemporer dari budaya yang dekat dengan budaya mereka.
Artikel Terkait
Fungsi Kritik Seni Rupa
Fungsi dari mengkritik suatu seni adalah untuk menjembatani persepsi dan apresiasi artistik serta estetik karya seni rupa antara seniman/artis, karya dan penikmat seni. Karya yang disuguhkan kepada penikmat seni akan membuahkan interaksi timbal balik dan interpenetrasi. Fungsi lainnya dari kritik seni rupa adalah sebagai dua mata panah yang saling dibutuhkan oleh seniman dan penikmat seni. Dalam hal ini, seniman akan mendapatkan umpan balik/feedback.
Bentuk Kritik Seni Rupa
Terdapat 3 bentuk kritik seni rupa. Simak penjelasannya berikut ini
1. Kritik Formalistik
Kritik formalistik ditujukan terhadap karya seni yang berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, sasaran kritik tertuju kepada kualitas penyusunan visual seperti warna, garis, tekstur, dan hal lainnya yang menjadi penyusun dalam karya tersebut. Kritik formalistik juga berkaitan dengan kualitas serta bahan yang digunakan dalam suatu karya seni.
2. Kritik Instrumentalistik
Kritik instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritik berdasarkan kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik instrumentalistik tidak terlalu menekankan pada kualitas formal sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek konteksnya.
3. Kritik Ekspresivistik
Ekspresivistik dalam kritik seni, cenderung menilai dan menanggapi kualitas perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kritik ekspresivistik ini menanggapi kesesuaian antara judul, tema dan visualisasi objek yang ditampilkan dalam suatu karya.
Jenis Kritik Seni Rupa
Ada 4 jenis kritik seni rupa yang perlu diketahui. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Kritik Jurnalis (Journalism Criticism)
Kritik jurnalis dibuat untuk para pembaca surat kabar dan majalah. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian. Isi kritik jurnalistik dapat berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang pameran, pementasan, konser atau jenis pertunjukan lain.
2. Kritik Keilmuan (Scholarly Criticism)
Kritik keilmuan ini dilakukan dengan mengkaji nilai seni secara mendalam dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun melakukkan pengkajian banding. Penilaian kritik keilmuan ini tidak bersifat mutlak, karena bersifat terbuka dan akan dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sesungguhnya.
3. Kritik Pendidikan (Pedagogical Criticism)
Kritik pendidikan atau kritik pedagogi diterapkan dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru bidang kesenian dan bertujuan untuk mengembangkan fakta serta potensi artistik-estetik peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan dalam menggali bakat dan potensinya.
4. Kritik Populer (Popular Criticism)
Jenis kritik populer telah berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik populer merupakan suatu gejala umum yang dihasilkan para kritikus yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.
Langkah Melakukan Kritik Seni Rupa
Sebelum melakukan kritik seni rupa, ada beberapa tahapan yang wajib teman-teman ketahui. Berikut ini penjelasannya.

1. Deskripsi
Tahap pertama dalam kritik seni adalah deskripsi. Tahap ini dilakukan untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan sesuatu yang dilihat secara apa adanya tanpa melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Untuk bisa mendeskripsikan dengan baik, pengkritik harus mengetahui istilah-istilah yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan tersebut, pengkritik akan kesulitan untuk mendeskripsikan suatu karya.
2. Analisis Formal
Tahapan kedua dalam kritik seni adalah analisis formal. Analisis formal digunakan untuk menelusuri karya seni berdasarkan struktur formal dan unsur pembentuknya. Seorang kritikus harus mampu memahami unsur seni rupa dan prinsip penataan dalam sebuah karya seni.
3. Interpretasi
Interpretasi adalah tahapan di mana pengkritik melakukan penafsiran makna dari sebuah karya seni. Penafsiran ini meliputi tema, simbol yang ditampilkan serta masalah-masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini sifatnya sangat terbuka karena dipengaruhi sudut pandang dan wawasan dari pengkritik. Semakin luas wawasan pengkritik, semakin kaya pula interpretasi karya yang dikritiknya.
4. Evaluasi & Penilaian
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik yang menjadi penentu kualitas suatu karya seni apabila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis.
Baca juga: Seni Tari
Nah, itu tadi penjelasan lengkap mengenai kritik suatu seni. Bagaimana? Sudah siap untuk menjadi pengkritik seni? Yuk, temukan lebih banyak artikel materi pembahasan di laman Studio Literasi!
Tidak ada komentar