Beberapa fosil manusia purba ditemukan di Indonesia. Fosil beberapa jenis manusia purba di Indonesia ditemukan di berbagai daerah dan provinsi, disertai dengan penemuan hasil peninggalannya, seperti kapak perimbas, menhir, dan beliung persegi.
Menurut buku ‘Sejarah’ dari Grasindo, dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go, manusia purba telah berada di bumi pada zaman Pleistosen, yang kemudian berevolusi menyesuaikan dengan keadaan alam serta kebutuhannya. Kali ini, Studio Literasi akan membahas jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, lengkap dengan karakteristik serta penemunya. Yuk, simak!
Daftar Isi
1. Meganthropus Paleojavanicus

Manusia purba jenis ini diperkirakan adalah yang tertua yang ada di Indonesia. Nama meganthropus terdiri dari kata megan yang artinya besar dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan, paleojavanicus berasal dari kata paleo yang berarti tua, dan javanicus yang artinya jawa. Oleh karena itu, arti meganthropus paleojavanicus merupakan manusia raksasa dari jawa.
Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan ditemukan sekitar tahun 1936 di area Sangiran. Area tersebut adalah lembah dari sungai Bengawan Solo dari lapisan pleistosen. Penemu fosil manusia purba ini adalah Van Koenigswald, seorang arkeolog asal Belanda.
Artikel Terkait
- Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 19 September 2023 at 3:45 am
Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris. Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.
- Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 18 September 2023 at 3:05 am
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.
- Kerajaan Kediri: Sejarah Kehidupan hingga Keruntuhannyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 17 September 2023 at 1:44 am
Kerajaan Kediri dikenal dengan nama Kerajaan Panjalu. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke-12 tahun 1042-1222. Berada di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur, dahulu kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno dengan corak Hindu. Bagaimana kehidupan masa kerajaan ini berdiri dan apa penyebab keruntuhannya? Simak artikel kali ini hingga selesai! Awalnya, kerajaan ini adalah hasil The post Kerajaan Kediri: Sejarah Kehidupan hingga Keruntuhannya appeared first on Sma Studioliterasi.
- Lembaga Sosial: Jenis-Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsinyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 15 September 2023 at 9:53 am
Sebagai makhluk sosial, manusia tentu melakukan interaksi sosial. Nah, untuk bisa hidup dengan teratur, perlu sistem yang dapat mengaturnya, yaitu lembaga sosial. Institusi seperti sekolah, perusahaan, bahkan keluarga pun merupakan bentuk dari lembaga sosial. Menurut Koentjaraningrat, pengertian lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan dan relasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan hidup ini mencakup The post Lembaga Sosial: Jenis-Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsinya appeared first on Sma Studioliterasi.
Beberapa ciri Meganthropus Paleojavanicus yaitu:
- Bentuk tubuh tegap
- Otot rahang kuat
- Tidak memiliki dagu
- Tulang pipi tebal
- Tonjolan di belakang kepala yang tajam
- Volume otak +- 900cc
- Tulang kering menonjol
2. Pithecanthropus Mojokertensis

Penemu fosil manusia purba ini adalah Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald. Fosil pithecanthropus mojokertensis ini ditemukan di Perning, Mojokerto, Jawa Timur di tahun 1936. Manusia purba ini diperkirakan hidup pada masa awal, tengah, dan akhir Pleistosen.
Inilah ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:
- Belum memiliki tulang dagu
- Alat pengunyah kuat
- Tulang kening tebal, menonjol, serta melebar hingga pelipis
- Volume otak sekitar 750-1300 cc
- Badannya tegap
- Tinggi badan sekitar 165-180 cm
- Ada tulang menonjol pada bagian belakang kepala
Baca juga: Masa Praaksara: Pengertian, Periodisasi, dan Peninggalannya
3. Pithecanthropus Erectus

Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1890. Pithecanthropus Erectus diperkirakan hidup di Indonesia satu hingga dua juta tahun lalu. Bagian fosil pertama yang ditemukan adalah bagian geraham, yang ditemukan di daerah Trinil, Ngawi, tepatnya di daerah Lembah Bengawan Solo.Nama Pithecanthropus Erectus terdiri dari etimologi Yunani dan latin, yang artinya manusia kera yang dapat berdiri.
Ciri-ciri manusia purba ini adalah:
- Hidung lebar
- Tubuh belum tegak sempurna
- Tengkuk dan geraham yang kuat
- Dahi lebih menonjol dan lebar
- Volume otak 750-1350 cc
- Tinggi badan rata-ratanya 165-180 cm
4. Pithecanthropus Soloensis

Golongan Pithecanthropus selanjutnya adalah Pithecanthropus Soloensis. Nama manusia purba ini artinya adalah ‘Manusia kera dari Solo’ Penamaan ‘Soloensis’ digunakan karena fosilnya ditemukan di sekitar Bengawan Solo. Tepatnya, fosil manusia purba ini ditemukan di Desa Ngandong, Blora, Jawa Tengah, oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan Oppenoorth pada kisaran tahun 1931-1933.
Karakteristik Pithecanthropus Soloensis adalah sebagai berikut:
- Hidung lebar
- Tidak memiliki dagu
- Rahang bagian bawah besar dan kuat
- Tulang belakangnya menonjol
- Volume otak sekitar 750-1350 cc
- Tonjolan kening tebal
- Tulang pipi kuat dan menonjol
- Tinggi badan sekitar 165-180 dan berbadan tegap
5. Homo Sapiens
Arti nama Homo Sapiens adalah manusia cerdas. Homo Sapiens diperkirakan sudah hidup antara 25 hingga 40 ribu tahun yang lalu. Homo Sapiens merupakan jenis manusia purba yang bentuknya paling menyerupai manusia saat ini. Homo sapiens di Indonesia dikategorikan menjadi tiga berdasarkan tempat ditemukannya.
A. Homo Floresiensis

Penamaan manusia purba selanjutnya menggunakan kata ‘homo’ sebab manusia purba ini sudah memiliki kebiasaan yang tidak jauh berbeda dengan manusia modern sekarang. Konon manusia purba ini bahkan sudah mengerti berbagai kegiatan, serta disebut makhluk ekonomi.
Fosil Homo Floresiensis ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Manusia purba jenis ini diduga hidup sekitar 12 ribu tahun lalu. Penemuan fosil ini sempat menjadi perbincangan, sebab para ahli menilai bahwa Homo Floresiensis adalah nenek moyang bangsa Indonesia.
Karakteristik manusia purba ini diantaranya:
- Bentuk dahi tidak menonjol dan sempit
- Tulang rahang menonjol
- Tengkorak serta kepalanya kecil
- Volume otak sekitar 380 cc
- Tinggi badannya hanya sekitar satu meter
Baca juga: Benua-Benua di Permukaan Bumi
B. Homo Wajakensis

Jenis ini ditemukan oleh B. D. Van Rietschoten pada tahun 1889 di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Jenis Homo Wajakensis ini tergolong sebagai Homo Sapiens pertama di Asia. Manusia purba ini telah hidup sekitar 40 ribu tahun lalu di Indonesia.
Homo Wajakensis diketahui sudah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang. Selain itu, mereka juga sudah mengenal cara memasak makanan dengan proses yang sangat sederhana. Dilansir dari kompas, Manusia Wajak ini oleh Von Koenigswald digolongkan sebagai homo sapiens sebab telah mengenal upacara penguburan mayat.
Ciri fisik Homo Wajakensis adalah sebagai berikut:
- Bentuk wajah datar dan lebar
- Mempunyai tulang rahang atas dan bawah, serta tulang paha dan tulang kering.
- Volume otaknya sekitar 1630 cc
- Tinggi badan sekitar 173 cm
- Bagian mulut sedikit menonjol dan akar hidungnya lebar
C. Homo Soloensis

Jenis Homo Soloensis ini ditemukan di Solo Jawa Tengah pada tahun 1931-1933 oleh Ter Haar, Oppenoorth, serta Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald. Manusia purba jenis ini diperkirakan telah hidup sekitar 300-900 ribu tahun yang lalu, lebih tepatnya di zaman Paleolitikum (Zaman batu), serta hidup di area Sungai Bengawan Solo. Oleh karena itu, manusia purba ini dijuluki “Manusia dari Solo”.
Dilansir dari gramedia, fosil Homo Soloensis ini ditemukan dengan beberapa artefak peralatan dari batu yang menunjukkan kemampuan mereka dalam pembuatan yang cukup kompleks. Beberapa ahli berpendapat manusia purba jenis ini merupakan kelompok dari homo sapiens, namun beberapa lainnya menganggapnya sebagai bagian dari Homo Erectus.
Berikut adalah karakteristik Homo Soloensis:
- Postur fisiknya lebih proporsional, dengan tinggi badan antara 130-210 cm dan berat badan yang lebih seimbang dengan tingginya.
- Volume otaknya 100-1200 cc
- Bentuk wajah tidak menonjol ke depan
- Cara berjalannya lebih tegak dan stabil
Baca juga: Rumah Adat Jawa Timur
Nah, itulah pembahasan Studio Literasi kali ini mengenai manusia purba di Indonesia. Ternyata, setiap jenisnya punya karakteristik yang berbeda, ya. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar