1. Kelas 7 IPS

Masa Praaksara: Pengertian, Periodisasi, dan Peninggalannya

Saat melihat dan menjalani kehidupan di era modern seperti ini, apakah Kamu pernah bertanya-tanya bagaimana kehidupan manusia terdahulu dan bagaimana perkembangannya di Indonesia? 

Indonesia memiliki sejarah dan telah mengalami masa praaksara sampai kerajaan Kutai berdiri, dimana pada masa kerajaan ini nenek moyang kita mulai mengenal huruf untuk pertama kalinya. Nah, pada artikel kali ini Studio Literasi akan membahas lebih lanjut mengenai kehidupan masa praaksara di masa lampau.

Apa yang Dimaksud dengan Masa Praaksara? 

Masa praaksara adalah masa ketika manusia belum mengenal sebuah huruf dan tulisan. Masa praaksara mempunyai nama lain yaitu nirleka atau yang biasa dikenal dengan masa nirleka. Nirleka memiliki arti “nir” yang berarti tidak ada sedangkan “leka” adalah tulisan. 

Masa praaksara tidak tepat apabila disebut dengan masa prasejarah karena manusia purba yang hidup di masa tersebut memiliki sejarah dan telah menghasilkan sebuah kebudayaan walaupun belum mengenal tulisan.

Artikel Terkait

[feedzy-rss feeds='https://museumnusantara.com/feed/,https://sma.studioliterasi.com/feed/' max='4' multiple_meta='yes' template='default']

Periodisasi Masa Praaksara

Periodisasi Masa Praaksara (sumber - BUGURUKU)
Periodisasi Masa Praaksara (sumber – BUGURUKU)

Periodisasi masa praaksara di Indonesia terbagi menjadi 3 zaman yaitu zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Sejarawan Indonesia, R Soekmono mengadaptasi teori ini dan membagi masa praaksara Indonesia menjadi 2 zaman yaitu zaman batu dan zaman logam. Adapun periodisasi masa praaksara yang telah dirangkum adalah:

1. Masa Paleolitikum

Masa paleolitikum atau zaman batu tua berlangsung pada tahun 50.000-10.000 SM. Masa ini disebut sebagai zaman batu tua karena manusia purba masih menggunakan alat batu yang dibuat secara sederhana dan kasar. Pada masa paleolitikum manusia hidup secara nomaden atau berpindah-pindah untuk mencari makanan dalam skala kelompok kecil yaitu antara 10-15 orang.

Manusia purba di masa paleolitikum hanya mengenal berburu hewan dan mengumpulkan makanan yang berupa buah dan umbi-umbian. Mereka belum mengetahui cara memasak dan bercocok tanam. Sedangkan untuk berlindung dari alam dan hewan buas, manusia purba di masa ini tinggal di dalam gua. Pada masa ini manusia purba sudah mengenal adanya api. 

Baca Juga:   Kisah Nabi Yusuf Alaihissalam Yang Patut Diteladani

2. Masa Mesolitikum

Masa mesolitikum merupakan peralihan masa paleolitikum dan neolitikum. Manusia purba pendukungnya yaitu terdiri dari bangsa Papua-Melanosoid. Di masa ini manusia mulai hidup semi menetap di gua yang disebut Abris Sous Roche. Pada masa praaksara mesolitikum, laki-laki memiliki tugas untuk berburu sedangkan perempuan tinggal di gua untuk menjaga anak dan memasak. 

Adapun hasil budaya yang ditemukan pada masa mesolitikum, yaitu Kjokkenmoddinger dan Abris Sous Roche.  Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur yang berupa tumpukan kulit kerang. Penemuan hasil budaya dari kjokkenmoddinger adalah pebble, kapak genggam, kapak pendek, dan pipisan. Sedangkan Abris Sous Roche adalah Manusia pada masa praaksara yang tinggal gua yang terletak pada tebing pantai. Hasil budaya yang ditemukan dari gua-gua tersebut adalah peralatan dari batu yang telah diasah. Selain itu ditemukan juga berbagai peralatan yang terbuat dari tulang dan tanduk serta lukisan tangan pada dinding gua. 

3. Masa Neolitikum

Kehidupan manusia pada masa praaksara ini sudah mulai menetap dan tidak nomaden. Jenis manusia yang hidup pada pada masa neolitikum ini yaitu Homo Sapiens ras Mongoloide dan Austromelanosoide. Pada masa ini mereka sudah mengenal bagaimana cara bercocok tanam, tetapi masih melakukan perburuan hewan. Karena sudah mengenal cara bercocok tanam, mereka maka mereka sudah dapat menghasilkan bahan makanan sendiri (food producing).

Hasil budaya peninggalan pada masa praaksara neolitikum, pembuatan alatnya sudah lebih sempurna, sehingga lebih halus dan disesuaikan dengan fungsinya. Alat-alat pada masa ini sangat banyak digunakan untuk pertanian dan perkebunan. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolitikum, yaitu kapak lonjong dan kapak persegi.

4. Masa Megalitikum

Kebudayaan pada masa praaksara megalitikum diperkirakan berkembang dari zaman neolitikum sampai masa perunggu. Manusia di masa ini sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan menghasilkan bangunan dari batu besar. Bangunan yang telah dibuat untuk kepentingan upacara keagamaan dan penguburan jenazah. Manusia pendukung pada masa praaksara ini didominasi oleh Homo Sapiens. 

Baca Juga:   Garis dan Sudut: Pengertian, Jenis, Sifat, & Contoh Soalnya

Menurut Von Heine Geldern, masa megalitikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang. Pertama adalah Megalitikum Tua pada tahun 2500-1500 SM. Adapun contoh bangunan Megalitikum Tua adalah menhir, punden berundak, dan arca statis. Sedangkan masa Megalitikum Muda terjadi pada tahun 1000-10 SM. Contoh bangunan Megalitikum Muda adalah peti kubur batu, dolmen, waruga , sarkofagus, dan arca dinamis.

5. Masa Tembaga

Masa tembaga merupakan awal mula manusia mengenal adanya logam. Tembaga sendiri digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai macam peralatan. Indonesia diperkirakan tidak dipengaruhi oleh masa tembaga karena sampai sekarang belum ditemukan peninggalan sejarah dari masa tembaga.

6. Masa Perunggu

Pada masa perunggu, manusia membuat alat yang berbahan dasar perunggu. Peninggalan masa praaksara dari zaman perunggu di Indonesia yang mencolok antara lain candrasa, kapak corong, dan nekara.  Candrasa adalah sejenis senjata yang ditemukan di Bandung dan digunakan untuk keperluan upacara. 

Kapak Corong adalah alat kebesaran dan upacara adat yang berbentuk seperti corong, ditemukan di Bali, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Sedangkan nekara adalah genderang besar atau tambur yang berbentuk seperti dandang terbalik, digunakan untuk upacara ritual, khususnya sebagai pengiring upacara kematian, upacara memanggil hujan, dan sebagai genderang perang yang ditemukan di Jawa, Bali, dan Sumatera.

7. Masa Besi

Manusia di masa besi mampu membuat peralatan yang lebih sempurna dengan bahan besi. Cara membuat peralatan dari besi yaitu dengan meleburkan bijih besi dan menuangkannya ke dalam cetakan. Hasil peninggalan masa besi yang ditemukan di Indonesia yaitu mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan lain sebagainya. 

Kegunaan alat mata kapak pada masa ini digunakan untuk membelah kayu dan mata sabit digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan. Alat tersebut dapat ditemukan di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan, Punug (Jawa Timur). 

Baca Juga:   Interaksi Sosial

Manusia Purba pada Masa Praaksara

Manusia Purba (sumber - Katadata)
Manusia Purba (sumber – Katadata)

Menurut penelitian, ada tiga manusia purba yang ditemukan di Indonesia, yaitu Pithecanthropus Erectus, Meganthropus, dan Homo yang dapat dijelaskan di bawah ini:

1. Pithecanthropus Erectus

Manusia purba satu ini merupakan manusia kera yang berjalan tegak, memiliki tingginya sekitar 165-180 cm. Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil, yang letaknya di dekat Bengawan Solo. Karena fosil manusia purba ini ditemukan di pulau Jawa, maka Pithecanthropus Erectus juga dikenal dengan istilah Manusia Jawa.

2. Meganthropus

Manusia purba selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus. Manusia purba ini jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manusia besar tua yang berasal dari Jawa. Oleh karena itu, ukuran tubuh Meganthropus Palaeojavanicus lebih besar bila dibandingkan dengan manusia purba Pithecanthropus Erectus.

3. Homo

Manusia purba Homo memiliki fisik yang sempurna dibandingkan dengan kedua pendahulunya. Manusia purba Homo yang ditemukan di Indonesia terdiri dari tiga jenis, yaitu Homo Wajakensis, Homo Soloensis, dan Homo Sapiens. Homo Wajakensis pertama kali ditemukan di Wajak, Jawa Timur. Sedangkan  untukHomo Soloensis pertama kali ditemukan di daerah Solo, Jawa Tengah. Homo Sapiens adalah manusia purba generasi terakhir yang memiliki ciri fisik menyerupai manusia modern di masa sekarang.

Peninggalan Masa Praaksara

Peninggalan Zaman Praaksara (sumber - Yuksinau)
Peninggalan Zaman Praaksara (sumber – Yuksinau)

Peninggalan masa praaksara sangatlah banyak dan penemuan ini bisa akan terus bertambah karena penelitian yang terus berlanjut. Berikut ini adalah beberapa peninggalan zaman praaksara yang paling terkenal.

  • Nekara
  • Candrasa
  • Arca perunggu
  • Moko
  • Bejana perunggu
  • Kapak persegi
  • Mata panah

Itulah informasi mengenai masa praaksara di Indonesia yang dimulai dari apa yang dimaksud dengan masa aksara, periodisasi, dan peninggalannya. Dengan mengetahui masa praaksara tersebut, semoga informasi ini bermanfaat dan kita semakin mengetahui bagaimana kehidupan manusia yang ada di masa lampau.

Tidak ada komentar
Komentar untuk: Masa Praaksara: Pengertian, Periodisasi, dan Peninggalannya

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERBARU

Dalam melakukan pengukuran  fisika, kita terlebih dahulu harus paham mengenai konsep besaran dan satuan. Besaran sendiri berdasarkan satuannya terbagi menjadi besaran pokok dan besaran turunan. Pada pembahasan kali ini, Studio Literasi akan membahas besaran pokok. Mari kita simak artikel berikut! Besaran, Satuan, dan Dimensi dalam Fisika Sebelum memulai ke pembahasan mengenai besaran pokok, ada baiknya […]
Pernahkah Kawan Literasi menggantungkan bingkai foto di dinding? Nah, kalau pernah, tahukah kamu kenapa paku yang menahan bingkai fotomu bisa menancap pada tembok yang tebal? Yap, hal itu dikarenakan adanya tekanan pada paku.  Tekanan merupakan besarnya suatu gaya yang bekerja pada luasan bidang tekan. Jadi, ketika ujung paku yang memiliki permukaan runcing ditempelkan pada dinding, […]

Trending

Berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan, kita mengelompokkan teknologi menjadi dua jenis, yaitu teknologi ramah lingkungan dan teknologi tidak ramah lingkungan. Pada artikel ini, Studio Literasi akan membahas teknologi tidak ramah lingkungan beserta dampak serta contohnya. Simak pembahasan Studio Literasi di bawah ini! Definisi dan Prinsip dari Teknologi Tidak Ramah Lingkungan Hadirnya teknologi sesungguhnya ada untuk membantu […]
Pernahkah Kawan Literasi ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu kita seperti ketika ia membukakan pintu atau memuji penampilan kita? Pastinya pernah, dong. Mengungkapkan rasa terima kasih merupakan respon yang paling sederhana atas kebaikan yang kita terima tetapi juga mengandung arti yang begitu besar. Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Inggris juga memiliki ungkapan […]
Pada kehidupan sehari-hari Kawan Literasi pasti pernah mengucapkan selamat kepada orang lain yang telah mendapatkan kesuksesan, baik itu mendapatkan kelulusan, pekerjaan, ulang tahun atau seseorang yang sedang menikah. Dalam bahasa Inggris, terdapat materi expression of congratulations yang digunakan untuk mengungkapkan ucapan selamat kepada orang lain. Nah, pada kali ini, Studio Literasi akan mengulas materi ini […]