Apa Itu Teknik Show Don’t Tell?
Kalau kamu suka menulis cerita, mungkin udah sering dengar istilah teknik show don’t tell. Tapi sebenarnya, apa sih maksudnya?
Sederhananya, show don’t tell adalah cara menulis yang membuat pembaca merasakan cerita, bukan cuma membacanya.
Contoh gampangnya begini:
❌ Tina merasa sedih karena hujannya deras.
✅ Air matanya nyaris tak terlihat di antara rintik hujan yang jatuh bertubi-tubi.
Teknik teknik show don’t tell Kalimat pertama memberitahu pembaca bahwa Tina sedih. Kalimat kedua menunjukkan kesedihan itu lewat aksi dan suasana.
Nah, di situlah keajaiban teknik show don’t tell bekerja — pembaca diajak mengalami, bukan sekadar dikasih tahu.
Kenapa Teknik Show Don’t Tell Itu Penting
Kebanyakan penulis pemula terlalu fokus menjelaskan segalanya. Padahal, penjelasan yang berlebihan bisa bikin cerita terasa datar dan kehilangan emosi. Dengan teknik show don’t tell, tulisanmu jadi:
- Lebih hidup. Pembaca bisa membayangkan adegan dan karakter.
- Lebih emosional. Emosi tersampaikan tanpa perlu dijelaskan panjang lebar.
- Lebih alami. Cerita mengalir seperti kejadian nyata.
Misalnya, dibanding menulis “Dia sangat marah,” coba ubah jadi “Tangannya mengepal, napasnya memburu, dan pandangannya tajam menembus lawan bicaranya.”
Pembaca langsung tahu karakternya marah tanpa kamu harus mengatakannya secara eksplisit. Itulah kekuatan teknik show don’t tell.
Berikut 3 Teknik Praktis Show Don’t Tell
- Gunakan Aksi, Bukan Penjelasan
Daripada bilang “Rina gugup,” tunjukkan lewat gerak tubuh:
Rina memainkan ujung rambutnya sambil menatap lantai.
Aksi sederhana ini udah cukup menunjukkan rasa gugup tanpa perlu penjelasan tambahan.
- Manfaatkan Deskripsi Sensorik
Gunakan pancaindra untuk membuat suasana terasa nyata.
Udara sore itu lembap, aroma tanah basah memenuhi hidungnya.
Dengan teknik show don’t tell seperti ini, pembaca bisa “merasakan” atmosfer cerita, seolah ikut berdiri di tempat yang sama dengan tokoh.
- Tampilkan Reaksi Emosional
Emosi yang ditunjukkan lewat reaksi akan terasa lebih kuat.
Matanya membesar, napasnya tercekat.
Kalimat ini jauh lebih kuat dibanding sekadar menulis “Dia kaget.”
Teknik ini membuat pembaca ikut berempati dan merasa terhubung dengan karakter.

Tips Tambahan Biar Ceritamu Nggak Kaku
- Hindari terlalu banyak kata sifat seperti “cantik”, “sedih”, “marah”. Ganti dengan tindakan atau ekspresi.
- Gunakan dialog yang natural, bukan penjelasan langsung.
- Baca ulang tulisamu dan tanyakan: “Apakah aku sedang menunjukkan atau cuma memberitahu?”
Semakin sering kamu berlatih, makin terasa perbedaannya. Ceritamu akan punya “jiwa” — bukan cuma deretan kata.
Kesimpulan Saatnya Kamu Mencoba
Menulis dengan teknik show don’t tell memang butuh latihan dan kepekaan, tapi hasilnya sepadan. Ceritamu akan lebih menggugah, natural, dan membuat pembaca ikut hanyut dalam emosi karakter.
Kalimat terakhir yang bisa kamu jadikan tagline atau kutipan:
Menulis itu bukan soal menjelaskan, tapi mengajak pembaca merasakan.
Mulailah dari hal kecil: ubah satu kalimat “tell” menjadi “show” setiap kali kamu menulis. Lama-lama, kamu nggak akan sadar kalau tulisanmu sudah penuh “kehidupan”.
