Perubahan Iklim Global: Pengertian, Dampak & Penanggulangan

Meningkatnya suhu bumi dan kemarau panjang yang kita rasakan saat ini merupakan beberapa tanda dari perubahan iklim global, lho Kawan Literasi. Lalu, apa saja dampak yang bisa perubahan iklim timbulkan dan bagaimana cara penanggulangan yang tepat? Kita akan membahasnya bersama di artikel Studio Literasi kali ini. Jadi, simak sampai akhir ya, Kawan Literasi!

Daftar Isi

Apa itu Perubahan Iklim?

Iklim sendiri adalah rerata cuaca yang menandakan kondisi atmosfer dalam kurun waktu tertentu. Iklim juga merupakan ukuran variabilitas kuantitas dari beberapa variabel seperti curah hujan, angin, atau temperatur pada periode waktu tertentu, umumnya dalam rentang bulanan atau tahunan.

Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa penyebab perubahan iklim yaitu aktivitas manusia yang secara langsung atau tidak langsung mengubah variabilitas alami dan komposisi atmosfer global dalam kurun waktu tertentu. Komposisi atmosfer ini mencakup komposisi material atmosfer bumi, seperti gas rumah kaca yang terdiri dari nitrogen, karbon dioksida, metana, dan lain-lain.

Perubahan iklim sendiri mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Hal ini terjadi secara alami seperti variasi siklus matahari. Namun, seperti konvensi PBB sudah nyatakan, penyebab utama perubahan iklim adalah aktivitas manusia, misalnya pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, gas, dan minyak. Bahkan, dalam dekade terakhir, 2011-2020, bumi menjadi 1,1 °C lebih hangat dari akhir tahun 1800-an, menjadi rekor terpanas suhu bumi.

Dampak Perubahan Iklim Global

Berikut beberapa dampak dari perubahan iklim global yang perlu Kawan Literasi ketahui:

1. Risiko Kepunahan Ekosistem

Perubahan iklim global bisa berdampak pada kepunahan ekosistem, termasuk pada spesies hewan dan tumbuhan. Jika suhu rata-rata global terus meningkat sebanyak 1,5 hingga 2,5 derajat Celcius, dan CO2 di atmosfer bertambah, maka spesies hewan dan tumbuhan memiliki resiko kepunahan sebanyak 20-30%. Hal ini pun akan berdampak terhadap makhluk hidup di laut seperti terumbu karang serta berbagai organisme laut lainnya.

2. Penurunan Produktivitas Pangan dan Hasil Hutan

Apabila suhu rata-rata global terus meningkat di antara 1-2 derajat celcius, produktivitas pertanian di area tropis akan berisiko mengalami penurunan dan bisa berujung pada risiko bencana kelaparan. Naiknya frekuensi banjir dan kekeringan juga akan berdampak buruk pada produksi lokal, terutama pada penyediaan pangan di area tropis. Konsekuensinya, hasil panen akan turut menurun dari segi kualitas dan kuantitas.

3. Peningkatan Permukaan Air Laut

Dampak selanjutnya dari perubahan iklim global yaitu rentannya area pantai terhadap kenaikan permukaan air laut serta erosi pantai. Kerusakan area pesisir ini juga akan semakin parah karena tekanan manusia di area pesisir. Bahkan pada tahun 2080, diperkirakan jutaan orang akan terkena banjir setiap tahunnya karena naiknya permukaan air laut.

4. Tingkat Ketersediaan Air

Sampai saat ini, rerata ketersediaan air di wilayah subpolar, aliran sugnai, serta daerah tropis basah akan meningkat sebanyak 10-40%. Di sisi lain, area subtropis akan berpotensi kekurangan air sekitar 10-30% dan daerah-daerah yang saat ini mengalami kekeringan akan berpotensi mengalami situasi yang lebih parah.

5. Dampak terhadap Industri dan Pemukiman

Pemukiman dan area Industri yang berada di daerah bantaran sungai dan pesisir akan semakin rentan dan sensitif terhadap iklim. Selain itu, daerah dimana biasanya terjadi urbanisasi yang sangat cepat dan masyarakat yang tinggal di area yang dilanda bencana ekstrim akan sangat terdampak oleh perubahan iklim global.

Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim Global

Untuk mengatasi perubahan iklim global, ada beberapa rekomendasi baik dalam bentuk kebijakan dan instrumen yang dapat diterapkan, antara lain:

1. Transportasi

Salah satu sumber emisi gas rumah kaca, terlebih di Indonesia, berasal dari sektor transportasi. Salah satu upaya untuk menurunkan tingkat emisi tersebut adalah dengan strategi mitigasi seperti penyediaan transportasi umum massal, seperti bus, kereta api, udara, dan laut, untuk menurunkan emisi dari kendaraan pribadi.

2. Energi

Upaya selanjutnya di sektor energi yaitu mengurangi subsidi bahan bakar fosil dan memberi pajak karbon untuk bahan bakar fosil. Dengan ini, masyarakat bisa secara perlahan bergeser untuk menggunakan energi terbarukan. Selain itu, pemerintah juga dapat menetapkan harga listrik untuk energi terbarukan serta subsidi untuk para produsen.

3. Industri

Dari sektor industri sendiri, sebaiknya perusahaan mulai menghitung hasil karbon dari aktivitas perusahaan dan menentukan target serta strategi untuk menyesuaikan dengan Protokol Gas Rumah Kaca (GHGP). Selain itu, perusahaan juga perlu mengukur dampak dari strategi pengurangan emisi yang dilakukan secara akurat, agar langkah selanjutnya dapat diambil dengan tepat.

4. Kehutanan

Ada banyak upaya yang bisa dilakukan di sektor kehutanan, seperti mencegah penebangan liar atau deforestasi, pembakaran hutan, serta melindungi dan memulihkan hutan tropis. Hal ini untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi tingkat CO2.

5. Pertanian dan Makanan

Upaya selanjutnya yang bisa diusahakan yaitu dari sektor pertanian dan makanan. UN Environment dalam Emission Gap Report 2018 menyatakan bahwa sistem pangan dari produksi sampai konsumsi bisa berpotensi menurunkan 67 Gigaton CO2 dan pangan menempati urutan kedua setelah sektor energi yang menjadi sumber emisi CO2.

Dengan transformasi pangan global, yaitu pengurangan limbah makanan dan pengurangan asupan protein hewani, hal ini juga dapat mengatasi situasi ketidakadilan pangan yang saat ini terjadi, dimana lebih dari 820 juta orang mengalami kekurangan gizi.

Demikan ulasan tentang perubahan iklim global, dampak dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya. Yuk, mulai langkah mengatasi perubahan iklim global dari diri kita sendiri, Kawan Literasi!