
Pulau Bali, ada berbagai macam hal unik yang bisa kamu temukan di pulau ini, mulai dari tempat wisata, adat istiadat, hingga bangunan rumah adat bali yang masih berdiri kokoh hingga saat ini.
Jika teman-teman pernah melihat suasana Pulau Bali, baik yang melihat secara langsung maupun yang hanya melihat dari layar kaca, Bali sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan wisatawan asing, ya.
Di Bali, wisatawan asing selalu bisa ditemukan setiap saat dan hampir di setiap sudut Bali.
Nah, kira-kira, apasih yang membuat nama Bali bisa sepopuler itu di telinga orang-orang asing?
Kepopuleran dan daya tarik yang dimiliki oleh Bali buka tanpa alasan. Selain pesona alam seperti berbagai macam jenis pantai dengan pemandangan yang sangat indah, adat istiadat para leluhur yang masih sering diterapkan oleh warga lokal Bali juga menjadi salah satu daya tarik Pulau Bali.
Artikel Terkait
Salah satu daya tarik Pulau Bali yang lain yaitu, banyaknya rumah adat yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Desain arsitektur dan susunan tata letaknya yang memang tidak biasa selalu berhasil menarik perhatian para turis, mulai dari turis domestik maupun mancanegara.
Karena baik dari bentuk desain arsitektur, tata letak, hingga proses pembangunanya selalu berusaha untuk mengadopsi filosofi yang diturunkan oleh leluhurnya.
Hal itu lah yang menyebabkan rumah adat Bali memiliki kesan unik bagi wisatawan dari luar Pulau Bali yang melihatnya.
Daftar Isi
Keunikan Rumah Adat Bali
- Setiap bangunan yang memiliki fungsi berbeda dibangun secara terpisah seshuai fungsinya masing-masing.
- Terdapat banyak ukiran yang memiliki filosofi dan makna tersendiri pada setiap bangunan yang ada di dalamnya
- Bentuk pintu gerbang atau yang bisa juga disebut Gapura Bentar terbilang sangat unik.
Filosofi

Dalam proses pembuatan rumah adat, masyarakat Bali selalu berusaha menerapkan konsep filosofi Asta Kosala Kosali.
Konsep filosofi ini melambangkan keselarasan antara 3 aspek dalam kehidupan yang disebut sebagai Tri Hita Kirana dengan rumah adat yang dibangun.
Sama halnya dengan masyarakat Tionghoa yang menerapkan konsep filosofi feng shui sebagai sesuatu yang mengatur berbagai macam hal yang salah satunya merupakan aturan tata ruang, masyarakat bali juga menerapkan konsep filosofi Asta Kosala Kosali dalam peraturan tata ruang yang mengacu pada anatomi tubuh manusia.
Misalnya musti, musti adalah ukuran yang dihitung berdasarkan ukuran posisi ibu jari yang mengarah ke atas pada ukuran kepalan tangan.
Ada juga depa, depa adalah sebuah ukuran yang dihitung dari panjang ujung telapak kanan dan kiri yang direntangkan.
Selain itu, arah masing-masing tempat juga diatur untuk mengikuti acuan 9 arah mata angin yang disebut Nawa Sanga.
Misalnya tata letak sumur, sumur harus terletak di bagian selatan, karena arah utara mengarah langsung ke daerah pegunungan yang memang menjadi sumber mata air utama.
Sementara itu, dapur harus terletak di bagian utara karena dapur identik dengan api. Karena air yang identik dengan sumur berlawanan dengan dapur yang identik dengan api, maka letak tempat keduanya harus berlawanan.
Prosesi Pembangunan
Masyarakat Bali menganggap pembangunan rumah adat merupakan sesuatu kegiatan yang sangat sakral, oleh karena itu ada aturan dan juga proses yang wajib dilalui saat proses pembangunannya.
Berikut tahapan yang harus dilalui.
1. Pemilihan Lokasi Rumah
Lokasi rumah yang dipilih tidak boleh berada di atas tanah yang posisinya lebih tinggi atau sejajar dengan daerah sekitar.
Tanah yang posisinya lebih rendah daripada daerah sekitar akan membuat suhu di dalam rumah akan terasa panas dan lembap karena tanah yang posisinya lebih rendah akan lebih mudah menjadi sumber genangan air.
2. Nyukat Karang
Nyukat karang atau yang bisa juga disebut dengan nyukat rumah merupakan proses lanjutan setelah lokasi pembangunan rumah ditentukan.
Proses ini bertujuan untuk menghitung berapa luas tanah yang harus disisakan untuk menjadi pekarangan atau halaman.
3. Mengukur luas pemerajan
Proses ini bertujuan untuk mengukur luas Parhyangan dan Pawongan yang akan dibangun.
4. Upacara Yadnya
Sama halnya dengan masyarakat jawa yang selalu mengadakan acara selamatan sebelum sebuah pembangunan rumah di mulai, masyarakat Bali juga mengadakan Upacara Yadnya sebagai bentuk rasa syukur atas rencana pembangunan rumah yang sedang berlangsung.
Macam-macam Nama Rumah Adat Bali
Macam-macam yang dimaksud di sini adalah berbagai tempat dan bagian dengan fungsinya masing-masing yang berada dalam satu rumah yang sama setelah memasuki Gapura Bentar.
- Angkul-angkul

Gambar di atas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Angkul-angkul.
Angkul-angkul berfungsi sebagai pintu utama.
Bentuk Angkul-angkul mirip dengan gapura candi yang di mana terdapat atap yang menghubungkan kedua pilar angkul.
- Aling-aling

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Alung-Alung.
Aling-aling berfungsi untuk membatasi angkul-angkul dengan pekarangan.
Bangunan ini di anggap sebagai sebuah tempat suci oleh masyarakat Bali karena dipercaya dapat menimbulkan aura positif.
- Pura Keluarga

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Pura Keluarga.
Pura keluarga digunakan untuk beribadah dan berdoa oleh para anggota keluarga yang menghuni rumah tersebut.
Pura Keluarga bisa juga disebut sebagai Permajan, Letaknya harus berada di bagian sudut timur laut.
- Bale Manten

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Bale Manten.
Bale Manten diperuntukan sebagai tempat tidur, khususnya untuk anak gadis yang belum menikah.
Terletak di sebelah utara, terdapat bale di masing-masing bagian kanan dan kiri bangunan Bale Manten.
- Bale Dauh

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Bale Dauh.
Bale Dauh berfungsi sebagai tempat menerima tamu.
Terletak di bagian barat. Posisinya tidak boleh lebih tinggi dari tinggi permukaan Bale Manten.
- Bale Sepakat

Gambar di atas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Bale Sepakat.
Bale Sepakat biasnya memiliki fungsi yang sama dengan ruang keluarga di rumah-rumah lain pada umumnya.
Bentuknya seperti gazebo yang terdiri dari empat tiang penyangga.
- Bale Gede

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Bale Gede.
Bale Gede digunakan untuk melaksanakan berbagai macam acara adat.
Oleh karena itu, Bale Gede memiliki permukaan yang lebih tinggi serta ukuran yang lebih besar dari seluruh bagian lainnya. Bale Gede disokong oleh 12 tiang yang menjulang.
- Klumpu atau Jineng

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Klumpu atau Jineng.
Klumpu atau Jineng digunakan untuk menyimpan biji padi untuk dijemur, terbuat dari balok kayu yang beratapkan tumpukan jerami.
Namun, saat ini klumpu atau jineng yang lebih sering ditemukan tidak lagi terbuat dari bahan kayu dengan jerami yang digunakan sebagai atap, semakin kesini masyarakat Bali lebih memilih material batu bata atau semen sebagai material utama dari bangunan klumpu atau jineng.
- Paweregen

Gambar di atas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Paweregen.
Sama halnya dengan dapur, Perupakan biasanya difungsikan sebagai dapur.
Biasanya terletak di bagian utara.
- Lumbung

Gambar diatas adalah contoh gambar rumah adat Bali yang bernama Lumbung.
Lumbung berfungsi untuk menyimpan berbagai persediaan bahan makanan.
Fungsinya sama persis dengan Lumbung yang digunakan oleh masyarakat Jawa.
Itulah penjelasan lengkap tentang rumah adat Bali, apakah kamu sudah cukup paham? Kira-kira rumah adat daerah mana lagi yang harus kita bahas di artikel studioliterasi selanjutnya? Sampaikan di kolom komentar, ya!
Baca Juga: Pakaian Adat Jawa Barat Sesuai Kastanya
Tidak ada komentar