1. Kelas 8 IPS

Rumah Adat Jawa Timur

Nama rumah adat Jawa Timur bukan hanya Joglo saja, lho. Jika rumah adat Sumatera Barat yakni rumah Gadang terkenal dengan arsitektur atapnya yang lancip, rumah adat Jawa Timur adalah hunian yang juga memiliki ciri khas tersendiri.

Keunikan rumah adat Jawa Timur, salah satunya terletak pada bangunan rumahnya yang banyak dan bermakna filosofis tinggi. 

Hunian adat Jawa Timur ada beberapa jenis. Salah satu yang paling diketahui banyak orang adalah Joglo Situbundo karena bangunannya mirip dengan Joglo Jawa Tengah.

Selain itu masih ada  jenis hunian adat lain selain Joglo Situbondo.

Apa sajakah itu?

Artikel Terkait

[feedzy-rss feeds='https://museumnusantara.com/feed/,https://sma.studioliterasi.com/feed/' max='4' multiple_meta='yes' template='default']

Nah, di kesempatan ini studioliterasi akan membahas terkait rumah adat Jawa Timur mulai dari keunikan hingga jenis-jenisnya.

Yuk, kita simak pembahasan berikut.

Rumah Adat Jawa Timur

Rumah adat Jawa Timur merupakan ciri khas provinsi terluas di Pulau Jawa serta sudah ada sejak zaman kerajaan hingga era modern seperti sekarang.

Hunian adat tersebut memiliki filosofi sangat kental, yaitu bersatunya Islam, Hindu, dan Budha yang merupakan tiga agama besar.

Setiap bagian bangunan juga mempunyai makna masing-masing di mana melambangkan  harapan sekaligus doa dalam menjalani hidup di dunia.

Pada zaman dahulu rumah tradisional Jawa Timur terutama Joglo hanya dimiliki oleh kaum bangsawan kaya raya.

Namun seiring berjalannya waktu penghuninya tidak hanya orang kaya saja, melainkan berbagai kalangan masyarakat juga.

Selain Joglo ada jenis hunian adat lainnya di provinsi yang berbatasan langsung dengan selat Bali ini yaitu Using, rumah suku Tengger, Dhurung, serta Limasan Trajumas Lawakan.

Baca Juga:   Seni Tari

Keunikan Rumah Adat Jawa Timur

Hunian adat provinsi Jawa Timur keunikannya terletak pada pembagian ruangan. Pembagian tersebut mulai dari pendopo, pringgitan, emperan atau teras, omah njero, sentong dan gandhok.

  1. Pendopo

Bagian pertama yaitu pendopo. Bentuknya seperti bujur sangkar dengan ciri khas berupa bangunan yang sangat megah serta ruangan luas tanpa sekat. Di setiap sisi serta sudutnya terdapat pilar-pilar penyangga.

Terdapat empat pilar utama penyangga yang sering disebut dengan Saka Guru. Keempat pilar tersebut melambangkan arah mata angin. Letaknya berada di tengah bangunan pendopo.

Bagian itu biasanya difungsikan sebagai tempat menerima tamu, menggelar kesenian tradisional, upacara adat atau melakukan rapat.

  1. Pringgitan

Kedua yaitu pringgitan yang merupakan penghubung antara pendopo dan omah njero. Fungsinya sebagai jalan masuk dari luar. Struktur bangunan tersusun oleh banyak  pilar, namun tidak memiliki dinding dan sekat.

Selain sebagai jalan masuk, pringgit juga digunakan sebagai tempat mengadakan pertunjukan wayang.

Ketiga adalah emperan atau teras. Biasanya letaknya di bagian depan rumah serta dilengkapi dengan meja sekaligus kursi.

Di emperan ini merupakan tempat orang Jawa bersantai, menerima tamu atau melakukan kegiatan lain.

Keempat yakni omah njero. Bagian ini sangat privat dan memang khusus untuk anggota keluarga saja.

Berikutnya yang kelima yaitu sentong. Dalam bahasa jawa sentong artinya kamar. Ruangan ini adalah tempat istirahat bagi pemilik rumah beserta keluarga.

Sentong memiliki tiga bagian diantaranya sentong tengen, sentong kiwo serta sentong tengah.

Sentong tengen atau kamar di sebelah kanan adalah ruang istirahat untuk orang tua serta anak-anak. Sentong kiwo atau kiri adalah kamar tidur untuk sesepuh.

Sentong tengah merupakan ruangan yang dianggap paling sakral sekaligus suci. Biasanya kamar ini digunakan untuk menyimpan barang berharga dan bersejarah.

Baca Juga:   Rumah Adat Papua

Bagian paling akhir ialah gandhok dimana letaknya ada di area rumah paling belakang. Pemilik biasanya menggunakan gandhok untuk menyimpan barang dan bahan makanan.

Gambar Rumah Adat Jawa Timur

 Joglo

gambar rumah joglo
 Gambar Rumah Joglo, Foto Oleh Moondoggies Music Com

Joglo merupakan hunian adat Jawa Timur yang diketahui banyak orang.

Wujudnya sekilas menyerupai rumah tradisional Jawa Tengah. Namun untuk lebih spesifik,  Joglo Jawa Timur  disebut Joglo Situbondo.

Dahulu Joglo adalah simbol status sosial dari pemiliknya. Hanya orang-orang kaya dengan kedudukan tinggi yang mampu memiliki hunian ini.

Bentuk bangunan seperti limas atau dara gepak. Sementara itu kayu jati dijadikan sebagai bahan dasar membangun Joglo Situbondo. 

Terdapat tiga jenis rumah Joglo Situbondo yaitu Joglo Sinom, Joglo Pangrawit, dan Joglo Hageng.

Using

Gambar Rumah Using
Gambar Rumah Using, foto oleh Akmiliaart Blogspot Com

Rumah adat Using berasal dari kota Gandrung yaitu Banyuwangi. Berdasarkan jumlah bidang atap, rumah ini dibagi menjadi tiga jenis diantaranya Tikel Balung, Crocogan dan Baresan.

Tikel Balung memiliki jumlah atap empat buah, kemudian  Crocogan sebanyak dua atap, serta yang terakhir Baresan sejumlah tiga atap.

Pembagian ruangan  terdiri atas hek atau baleh (pembatas), ampet (teras), jerumah (ruang tengah), dan pawon (dapur).

Rumah Adat Suku Tengger

Rumah Adat Suku Tengger
Rumah Adat Suku Tengger, Foto Oleh Architecture Verdant Id

Sesuai namanya, rumah tradisional ini dibangun oleh suku Tengger yang bermukim di lereng gunung Bromo.

Masyarakat Tengger menggunakan papan atau batang kayu sebagai material pembangunan hunian tinggal mereka.

Rumah Tengger hanya memiliki satu atau dua jendela saja dengan struktur atap dibuat sangat tinggi sehingga terlihat terjal.

Dhurung

Dhurung
Dhurung, Foto Oleh Jawapos Com

Rumah Dhurung bentuknya seperti gubuk serta tanpa kayu atau bambu sebagai dindingnya. Bagian atapnya dibuat dari rumbai daun pohan.

Baca Juga:   La Nina dan El Nino

Masyarakat  biasanya memanfaatkannya  sebagai tempat beristirahat sehabis bekerja di ladang atau sawah.

Tidak hanya untuk tempat istirahat, rumah Dhurung juga digunakan sebagai tempat bersosialisasi bagi warga sekitar.

Limasan Lambang Sari

Limasan Lambang Sari
Limasan Lambang Sari, Foto Oleh Obatrindu Com

Rumah dengan nama lain Limasan Trajumas Lawakan ini bentuknya unik. Atapnya berbentuk seperti limas dengan tiang sebanyak 16 buah.

Material yang digunakan untuk membangun hunian tradisional tersebut adalah kayu jati, nangka, sonokeling dan glugu. Bahan itu dipilih karena sangat kuat sehingga membuat rumah Limasan dapat bertahan lama.

Sementara itu pondasinya berbentuk umpak yang berfungsi untuk mengunci tiang atau kolom. Sedangkan bagian atapnya berupa balok penyambung.

Jadi kawan-kawan, rumah adat Jawa Timur ada lima yaitu Joglo, Using, rumah suku Tengger, Dhurung dan terakhir Limasan Lambang Sari atau Limasan Trajumas Lawakan.

Kita bisa melihat keunikan bangunan rumah mulai dari pendopo, pringgitan, emperan, omah njero, sentong serta gandhok.

Bagaimana? Sudah paham, kan?

Semoga materi kali ini memberikan manfaat untuk kawan-kawan pembaca studioliterasi.

Semangat!

Baca juga: Rumah Adat Bali

Tidak ada komentar
Komentar untuk: Rumah Adat Jawa Timur

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ARTIKEL TERBARU

Dalam melakukan pengukuran  fisika, kita terlebih dahulu harus paham mengenai konsep besaran dan satuan. Besaran sendiri berdasarkan satuannya terbagi menjadi besaran pokok dan besaran turunan. Pada pembahasan kali ini, Studio Literasi akan membahas besaran pokok. Mari kita simak artikel berikut! Besaran, Satuan, dan Dimensi dalam Fisika Sebelum memulai ke pembahasan mengenai besaran pokok, ada baiknya […]
Pernahkah Kawan Literasi menggantungkan bingkai foto di dinding? Nah, kalau pernah, tahukah kamu kenapa paku yang menahan bingkai fotomu bisa menancap pada tembok yang tebal? Yap, hal itu dikarenakan adanya tekanan pada paku.  Tekanan merupakan besarnya suatu gaya yang bekerja pada luasan bidang tekan. Jadi, ketika ujung paku yang memiliki permukaan runcing ditempelkan pada dinding, […]

Trending

Berdasarkan dampaknya terhadap lingkungan, kita mengelompokkan teknologi menjadi dua jenis, yaitu teknologi ramah lingkungan dan teknologi tidak ramah lingkungan. Pada artikel ini, Studio Literasi akan membahas teknologi tidak ramah lingkungan beserta dampak serta contohnya. Simak pembahasan Studio Literasi di bawah ini! Definisi dan Prinsip dari Teknologi Tidak Ramah Lingkungan Hadirnya teknologi sesungguhnya ada untuk membantu […]
Pernahkah Kawan Literasi ingin mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu kita seperti ketika ia membukakan pintu atau memuji penampilan kita? Pastinya pernah, dong. Mengungkapkan rasa terima kasih merupakan respon yang paling sederhana atas kebaikan yang kita terima tetapi juga mengandung arti yang begitu besar. Sama seperti bahasa lainnya, bahasa Inggris juga memiliki ungkapan […]
Pada kehidupan sehari-hari Kawan Literasi pasti pernah mengucapkan selamat kepada orang lain yang telah mendapatkan kesuksesan, baik itu mendapatkan kelulusan, pekerjaan, ulang tahun atau seseorang yang sedang menikah. Dalam bahasa Inggris, terdapat materi expression of congratulations yang digunakan untuk mengungkapkan ucapan selamat kepada orang lain. Nah, pada kali ini, Studio Literasi akan mengulas materi ini […]