1. SD IPS

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan bercorak Buddha di Indonesia. Bagaimanakah sejarah Kerajaan Sriwijaya? Dalam artikel kali ini kita akan mengenal lebih jauh tentang kerajaan ini, pemimpin, masa kejayaan dan kemunduran, hingga peninggalan bersejarahnya. Yuk simak ulasan di bawah ini!

Mengenal Kerajaan Sriwijaya 

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan Buddha yang memiliki kontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka. Dikarenakan relasi raja-raja Sriwijaya berasal dari Jawa, maka dari itu kerajaan ini memiliki relasi yang erat pula dengan Jawa.

Sriwijaya sebagai kerajaan yang bercorak di bidang maritim bermula dari daerah pantai timur Sumatera  yang telah menjadi jalur perdagangan sehingga ramai dikunjungi para pedagang dari India. Sekitar abad ke-VII masehi, lambat laun pusat perdagangan tersebut mulai berkembang.

G. Coedes berpendapat bahwa letak Kerajaan Sriwijaya secara geografis diperkirakan berada di Palembang, meskipun hal ini juga masih dipertanyakan sebab masih sedikitnya penemuan arkeologis di sana.

Artikel Terkait

[feedzy-rss feeds='https://museumnusantara.com/feed/,https://sma.studioliterasi.com/feed/' max='4' multiple_meta='yes' template='default']

Ada pula yang berpendapat letak Kerajaan Sriwijaya berada di Jambi, bahkan di luar Indonesia. J.L. Moens menyimpulkan bahwa Sriwijaya pada mulanya berpusat di Kedah, lalu dipindahkan ke Muara Takus. Ia menggunakan berita-berita China dan Arab untuk merekonstruksi peta Asia Tenggara.

Soekmono menyampaikan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya adalah Jambi karena lokasinya terlindungi dan berada di dalam teluk namun menghadap ke laut lepas.

Dari berbagai pendapat yang ada, peneliti mengambil kesimpulan bahwa kerajaan ini adalah kerajaan nomaden, selalu berpindah tempat, dan tidak memiliki lokasi pusat pemerintahan yang permanen. Mereka lebih memilih untuk tidak terlalu memperhatikan pusat pemerintahan di darat dan memilih untuk terus mengawasi kekuasaan mereka di laut. Oleh karena itu kerajaan ini disebut sebagai kerajaan bercorak maritim.

Hal ini sangat mungkin terjadi, seperti pada teori Mandala yang menyatakan bahwa pusat kerajaan kuno Asia Tenggara adalah raja itu sendiri dan pengaruhnya, bukan kekuasaan ibukota kerajaan maupun teritorial seperti yang terjadi di Eropa.

Namun hingga saat ini Palembang dipilih menjadi kota sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya karena hasil penelitian yang paling banyak mendapat dukungan mengarah pada lokasi tersebut.

Kehidupan Agama Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berhasil menjadi pusat pembelajaran agama Buddha di kawasan Asia Tenggara. Dalam catatan I-tsing, tercatat ribuan pelajar pelajar dan pendeta agama Buddha tinggal di Sriwijaya. Sakyakirti adalah salah satu pendeta Buddha yang terkenal.

Baca Juga:   Pakaian Adat Jawa Tengah

Balaputradewa membangun sebuah asrama bagi para pelajar yang sedang belajar di Nalanda. Hal ini tercatat dalam prasasti Nalanda, India. Bentuk asrama tersebut memiliki kesamaan arsitektur dengan candi Muara yang berada di Jambi.

Hal tersebut menandakan bahwa Sriwijaya sangat memperhatikan ilmu pengetahuan bagi generasi muda, terutama pengetahuan agama Buddha dan bahasa Sansekerta.

Daerah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya

Daerah Kekuasaan Sriwijaya
Daerah Kekuasaan Sriwijaya, foto oleh Id Wikipedia Org

Sriwijaya berpusat di antara Sumatera Selatan, sebagian besar pulau Jawa dan sebagian Malaysia. Ketika masa kejayaannya, daerah kekuasaan Sriwijaya meliputi Kamboja, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Kalimantan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Saptika (2011) yang menyatakan bahwa Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di Pulau Sumatera dan memberikan banyak pengaruh di Nusantara.

Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya

Di bawah ini urutan raja-raja yang pernah memimpin Sriwijaya.

  1. Dapunta Hyang Sri Jayanaga (683 M)

Disebutkan dalam Prasasti Kedudukan Bukit dan Prasasti Talang Tuo, Dapunta Hyang Sri Jayanaga diperkirakan merupakan raja yang pertama sekaligus pendiri Kerajaan Sriwijaya. 

Sriwijaya berhasil menguasai Sumatera Selatan, Bangka Belitung bahkan sampai ke Lampung. Selain itu sang raja juga melancarkan ekspedisi militer untuk menyerang Jawa yang dianggap tidak mau patuh kepada maharaja Sriwijaya. Karena serangan ini, akhirnya Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat dan Kerajaan Holing (Kalingga) di Jawa Tengah runtuh dan berhasil ditaklukkan.

  1. Sri Indrawarman (702 M)

Prasasti Ligor A yang ditemukan di Thailand Selatan memberikan petunjuk untuk raja penerus Dapunta Hyang Sri Jayanaga, yang menyebut bahwa raja Sriwijaya menyerupai Indra yang membangun kuil di Lihor, serta catatan sejarah Dinasti Sung dari abad ke-11 menyatakan seorang raja Sriwijaya mengirim utusan ke Tiongkok.

  1. Dharanindra 

Pusat kekuasaan Sriwijaya setelah kekuasaan Sri Indrawarman berpindah ke Jawa, yaitu Kerajaan Medang di Mataram, Jawa Tengah. Dharanindra muncul dari prasasti Ligor B dan prasasti Nalanda di India dengan gelar “Sailendrawamsatilaka Sri Wirawairimathana” yang berarti Permata Keluarga Sailendra. 

Sailendra adalah wangsa yang sedang berkuasa di Jawa. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa Sriwijaya telah jatuh ke dalam kekuasaannya. 

  1. Raja Samaratungga

Terdapat dua persepsi mengenai Samaratungga. Krom berpendapat bahwa ia adalah anak Dharanindra, sedangkan Slamet Muljana berpendapat bahwa ia adalah cucunya.

Samaratungga memilih fokus pada kerajaannya, salah satunya adalah menyelesaikan pembangunan Candi Borobudur di Muntilan, Jawa Tengah. Ia memiliki putri bernama Pramodhawardani yang kemudian dinikahkan dengan Rakai Pikatan untuk meminimalisisr gesekan antara agama Hindu dan Buddha di Kerajaan Medang.

  1. Rakai Pikatan
Baca Juga:   Pengertian Ekspor dan Impor

Rakai Pikatan dan Balaputradewa (adik Samaratungga) saling memperebutkan kekuasaan dan peristiwa ini menyebabkan Balaputradewa terusir kembali ke Sumatera, tanah kakek dan leluhurnya. 

Balaputradewa membangun kembali kekuasaan Sriwijaya di Sumatera yang berarti pecahnya Wangsa Sailendra menjadi dua bagian.

  1. Balaputradewa

Dalam prasasti Nalanda dijelaskan hubungan Balaputradewa dengan Raja dari Benggala, India, yang mana ia mendukung pendidikan pendeta Buddhis di Nalanda. 

  1. Sri Udayadityawarman

Tak banyak informasi yang bisa diketahui dari Sri Udayadityawarman selain Kitab Sejarah Dinasti Sung yang mencatat bahwa nama raja Sriwijaya menurut J.L. Moens bisa disamakan dengan Sri Udayadityawarman.

  1. Sri Culamaniwarman

Sri Culamaniwarman merupakan raja yang membangun hubungan baik dengan kerajaan besar Cola di india dan Kekaisaran China. Ia membangun sebuah candi di salah satu komplek Muara Takus yang diberi nama Candi Bungsu atau Candi Muara Takus.

  1. Sri Marawijayatunggawarman

Raja ini menyerang Raja Jawa yang sebelumnya menyerang Palembang, Dharmawangsa teguh. Sebuah itu membuat Kerajaan Medang runtuh lalu Sri Marawijayatunggawarman digantikan oleh putranya.

  1. Sri Sanggramawijayatunggawarman

Dalam Prasasti Tanjore menyebutkan nama Sri Sanggrama Wijayatunggawarman dan menyatakan bahwa Sriwijaya telah ditaklukkan Kerajaan Cola. Namun kemudian dilepaskan dan Sriwijaya masih bisa berkuasa kembali.

Beberapa ahli menyatakan bahwa Sriwijaya yang dinyatakan pada abad ke-XIII sebagai pusat perdagangan dan pelayaran adalah bagian dari Kerajaan Melayu karena Singasari mengirimkan Ekspedisi Pamalayu yang menyatakan bahwa Sumatera telah dikuasai Kerajaan Melayu. 

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya mencapai puncak kejayaan atau zaman keemasan pada masa pemerintahan raja Balaputradewa yang memerintah sekitar abad ke-9 Masehi. Ia berhasil memperluas kekuasaan kerajaan hingga ke pulau luar Indonesia dan menumbuhkan perekonomian Sriwijaya. 

Dalam prasasti Nalanda dijelaskan bahwa Balaputradewa merupakan keturunan dari Dinasti Syailendra. Ia adalah putra dari Raja Samaratungga dengan Dewi Tara. Ia juga menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Benggala yang saat itu diperintah oleh Raja Dewapaladewa.

Perdagangan di kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena usaha Dapunta Hyang secara terus menerus melakukan perluasan daerah kekuasaan Sriwijaya. Semua penguasaan yang dilakukan didasarkan pada jalur perdagangan. Berkat usaha tersebut, Sriwijaya berhasil menjadi kerajaan yang besar. 

Selain itu perkembangan perdagangan juga dipicu oleh letak geografis kerajaan yang strategis, yaitu berada di persimpangan jalur perdagangan internasional. Jalur perdagangan Sriwijaya membentang dari Laut Natuna hingga ke Asia Tenggara.

Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya, foto by Hitekno Com

Masa kemunduran atau keruntuhan Kerajaan Sriwijaya dikarenakan sistem ketatanegaraan kerajaan yang tidak tertata dengan baik, terlalu bergantung pada kehidupan perdagangan laut, dan kondisi kekuasaan wilayah darat yang kurang diperhatikan karena terlalu sibuk mengembangkan sektor kelautan.

Baca Juga:   Cara Memelihara Lingkungan Buatan, Manfaat, & Contohnya

Adapun beberapa faktor kemunduran Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut.

  1. Banyak daerah yang memerdekakan diri dari Sriwijaya. Diperkirakan hal ini karena melemahnya angkatan laut Sriwijaya, sehingga pengawasan menjadi lebih sulit.
  2. Keadaan alam sekitar Sriwijaya yang tidak lagi dekat dengan pantai. Perubahan aliran sungai Musi, Komering dan Ogan membawa banyak lumpur sehingga tidak kondusif untuk perdagangan.
  3. Serangan dari kerajaan lain terhadap Sriwijayam yang utamanya diluncurkan oleh Kerajaan Colamandala. Kemudian adanya ekspedisi pamalayu yang dilakukan oleh Kertanegara dan Singasari menyebabkan lepasnya daerah Melayu dari Sriwijaya.

Puncak runtuhnya kerajaan Sriwijaya adalah pada tahun 1377 saat mendapat serangan dari armada laut Kerajaan Majapahit.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Peninggalan Sejarah Kerajaan Sriwijaya, foto by Lazuva Com

Peninggalan kerajaan Sriwijaya yang menceritakan tentang sejarah Sriwijaya di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Prasasti Kedudukan Bukit (682 M)

Merupakan bukti pertama pendirian kerajaan Sriwijaya beserta raja pertamanya. Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang

  1. Prasasti Talang Tuo (775 M)

Menceritakan tentang kekuasaan Sriwijaya di Ligor dan pendirian kuil. Sesuai dengan namanya, prasasti ini ditemukan di daerah Talang Tuo, sebelah barat Kota Palembang. Prasasti ini ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa. 

  1. Prasasti Kota Kapur (686 M)

Berisi kutukan terhadap para pembangkang Sriwijaya dan permintaan kepada para Dewa untuk menjaga kesatuan Sriwijaya, prasasti ini ditemukan di desa Penangan, Mendo Barat, Pulau Bangka.

  1. Prasasti Telaga Batu 

Berisi kutukan bagi mereka yang melakukan kejahatan dan tidak patuh terhadap perintah Raja. Prasasti ini ditemukan di kolam Telaga Biru, Palembang. Namun, prasasti ini tidak dituliskan angka tahun pembuatannya, dan diperkirakan berasal dari tahun yang sama dengan prasasti Kota Kapur.

  1. Prasasti Leiden (1005 M)

Menceritakan hubungan baik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Cola.

  1. Candi Muara Takus 

Candi yang dibangun sebagai bentuk hadiah dan ketundukan Sriwijaya kepada kekaisaran China. Candi ini ditemukan di dekat Sungai Kampar daerah Riau.

  1. Arca Buddha

Ditemukan di daerah Bukit Siguntang.

  1. Prasasti Nalanda (860 M)

Merupakan pusat pembelajaran agama Buddha di India yang populer dan dikunjungi pendeta dari seluruh dunia. Balaputradewa adalah raja yang tercatat sebagai pendukung kegiatan pembelajaran di Nalanda.

Itulah sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya yang bisa Anda pelajari. Mengenal sejarah dan kebudayaan merupakan suatu hal yang penting. Jadi, semoga ulasan di atas dapat membantu!

Baca juga: Kerajaan Islam di Sumatera

Kontributor
Tidak ada komentar
Komentar untuk: Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lampirkan gambar - Hanya file PNG, JPG, JPEG, dan GIF yang didukung.

ARTIKEL TERBARU

Ketika Kawan Literasi ingin menulis kalimat dalam Bahasa Inggris, tentunya kalian harus mengetahui part of speech yang terbagi menjadi beberapa kategori antara lain noun, pronoun, verb, adverb, preposition, interjection, conjunction, dan adjective. Tetapi jangan khawatir, kali ini Studio Literasi hanya membahas salah satu dari part of speech tersebut, yaitu tentang pronoun mulai dari pengertian, jenis, […]
Listrik merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari kita. Dalam fisika listrik terbagi dua jenis yakni listrik dinamis dan statis. Buat Kawan Literasi yang ingin mengetahui apa yang dimaksud listrik statis? Berikut penjelasan lengkapnya. Apa yang Dimaksud dengan Listrik Dinamis? Sebelum memasuki pengertian listrik dinamis, Kawan Literasi harus mengetahui apa itu listrik. Pengertian […]

Trending

Dalam melakukan pengukuran  fisika, kita terlebih dahulu harus paham mengenai konsep besaran dan satuan. Besaran sendiri berdasarkan satuannya terbagi menjadi besaran pokok dan besaran turunan. Pada pembahasan kali ini, Studio Literasi akan membahas besaran pokok. Mari kita simak artikel berikut! Besaran, Satuan, dan Dimensi dalam Fisika Sebelum memulai ke pembahasan mengenai besaran pokok, ada baiknya […]
Pernahkah Kawan Literasi menggantungkan bingkai foto di dinding? Nah, kalau pernah, tahukah kamu kenapa paku yang menahan bingkai fotomu bisa menancap pada tembok yang tebal? Yap, hal itu dikarenakan adanya tekanan pada paku.  Tekanan merupakan besarnya suatu gaya yang bekerja pada luasan bidang tekan. Jadi, ketika ujung paku yang memiliki permukaan runcing ditempelkan pada dinding, […]
Di negara kita, Indonesia, setiap warga negaranya memiliki hak dan kewajiban. Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia sebagai tanggung jawabnya sesuai dengan perannya masing-masing. Kewajiban warga negara di Indonesia ini tersusun atas kewajiban asasi manusia dan telah diatur dalam UUD 194 dan UU yang berlaku. Bagi warga negara yang melanggar hal tersebut akan […]
Pernahkah kamu menyusun naskah lakon? Naskah lakon adalah sebuah teks yang ditujukan untuk keperluan pertunjukan dan pada prosesnya diperlukan pemantapan mengenai tema, alur, latar, hingga penokohannya.  Nah, sebelum sebuah cerita sampai ke tangan sutradara dan para pemeran, diperlukan penyusunan sebuah naskah lakon terlebih dahulu. Lantas, apa saja hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan naskah ini? […]

Gabung

Selamat Datang di Studio Literasi

Belajar Bersama Studio Literasi dengan Berbagai Materi Terlengkap
Bergabung di Studio Literasi