Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan

Kali ini akan kami sajikan kisah singkat wirausahawan sukses di bidang kerajinan yang sangat menginspirasi. Berikut biografi atau kisah hidup para wirausahawan sukses di bidang kerajinan yang ada di Indonesia:

Daftar Isi

Tokoh Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan Barang Bekas

Memanfaatkan barang bekas untuk diolah kembali menjadi sebuah kerajinan yang bernilai jual tinggi merupakan salah satu ide kreatif yang juga membantu untuk menjaga kelestarian lingkungan kita. Wah, sungguh hebat ya para wirausahawan sukses di bidang kerajinan barang bekas ini. Yuk cek profil singkat mereka dibawah ini.

Naomi Susilowati Setiono

Yang pertama adalah kisah wirausahawan sukses di bidang kerajinan yaitu Naomi Susilowati Setiono.

Naomi Susilowati Setiono merupakan pengusaha di bidang kerajinan. Usahanya adalah batik lasem. Sebelum sukse, Naomi pernah menjalani hidup sebagai tukang cuci, pemotong batang rokok, kernet bus, dan akhirnya menjadi pengrajin batik lasem.

Eni Suryani

Eni suryani merupakan wirausahawan, usaha yang digelutinya adalah kayu dan kaleng bekas yang dijadikan barang yang bernilai jual. Bisnis Wastraloka yang berdiri pada tahun 2014 ini hanya menggunakan modal sebesar Rp 5 juta,sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku yaitu barang bekas dan akrilik sebagai pewarna. Dengan modal itu, Eni sudah bisa membuat berbagai macam kerajinan tangan yang memiliki nilai jual sampai dengan jutaan rupiah. Kerajinan yang dibuat berupa kaleng kerupuk, tenong, guci tempel, ceret angkringan, vas bunga, dan lain-lain.

Awalnya Eni bingung karena harus mengeluarkan yang tidak sedikit untuk mengikuti ajang Inacraft 2015. Untungnya beliau berhasil mendapatkan modal dari uang asuransi. Eni beruntung mengikuti ajang itu karena dapat membantunya membuka pasar kerajinan yang jauh lebih luas. Setelah dua tahun, Eni mendapatkan omset yang cukup besar dan beliau lebih fokus menggarap bisnisnya.

Diah Rahmadita

Diah rahmadita juga merupakan wirausaha kerajinan dari barang bekas. Bisnis yang dijalaninya dimulai sejak tahun 2007. Barang bekas yang digunakan adalah piring bekas, gelas, botol beling, dan lain lain.

Awalnya Diah menjalankan bisnis ini berawal dari hobinya yang hobi membuat kerajinan tangan. Akhirnya sekarang Diah sudah punya pembeli di beberapa negara baik di Asia maupun di Eropa. Harga produk decoupage dijual senilai Rp 20 ribu hingga jutaan rupiah. Produk yang harganya paling mahal adalah yang terbuat dari botol beling besar memiliki harga sekitar 1,5 jutaan. Omset yang dihasilkan Diah dari penjualan produk tersebut sekitar 10 sampai 20 juta perbulan.

Made Sutamaya

Made Sutamaya merupakan wirausahawan di bidang kerajinan dari barang bekas yaitu kayu bekas.Made pernah bekerja di galeri seni. Beliau paham tentang mabel terutama cara membuat kerajinan furnitur. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masa sulit pada tahun 2002 karena adanya tragedi bom Bali, dan berdampak pada penghasilannya.

Pada saat itu Made melihat tumpukan kayu limbah di tepi pantai. Made mendapatkan ide membuat furnitur dengan bahan kayu bekas. Karena kreatifnya, beliau berhasil mendesain kayu bekas tersebut menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Kerajinannya sangat terkenal di kalangan wisatawan asing.

Banyak juga desain interiornya yang sudah sampai Eropa. Made juga merekrut ibu-ibu pengangguran lalu membinanya dan mempekerjakan mereka. Kemudian beliau memiliki 250 mitra bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia.

Wirausahawan Sukses di Bidang Kerajinan Tekstil

Di bidang kerajinan tekstil juga terdapat beberapa tokoh yang sangat inspiratif dan tentunya akan membuat teman-teman kagum loh! Siapa saja mereka? Yuk cek kisah para wirausahawan sukses di bidang kerajinan tekstil dibawah ini.

Fauziah

Salah satu wirausahawan sukses di bidang tekstil adalah Fauziah. Fauziah lahir di Palembang Sumatera Selatan pada tahun 1957. Beliau mewarisi keahlian membuat songket dari orang tuanya. Usaha ini merupakan bisnis rumahan yang sudah turun temurun. Membuat kain songket ini tidaklah mudah, dan biaya yang dikeluarkan juga banyak. Fauziah juga sempat meminjam modal dari BUMN.

Alasan Fauziah untuk meneruskan usaha kain songket ini karena untuk memajukan kain tradisional Indonesia. Kain songket yang dibuat Fauziah juga bagus, karena beliau mengutamakan kualitas. Untuk menjaga kualitas, Fauziah juga menekankan karyawannya untuk menjaga hasil produksi kain songket yang dibuat. Selain itu, Fauziah juga mempertahankan loyalitas pelanggan. Dalam sehari, Fauziah bisa menjual hingga 40 kain songket saat kondisi ramai dan 20 hingga 30 biji saat kondisinya sepi. Dari hasil berjualan ini Fauziah mendapat laba bersih hingga 100 juta rupiah dalam satu bulan. Fauziah juga ingin usahanya tidak hanya dikonsumsi di Indonesia tetapi juga bisa go internasional.

H. Komarudin Kudiya

H. Komarudin Kudiya S.IP merupakan contoh wirausahawan batik di Indonesia yang. Beliau lahir pada tahun 1968 di Desa Trusmi Plered Cirebon, desa ini termasuk di daerah yang merupakan industri batik di Cirebon yang sudah terkenal hingga mancanegara.

Awal mulanya beliau hanya pengrajin batik yang bekerja pada orang lain dan ikuti orang tuanya menjual batik ke berbagai kota di Jawa. Sebenarnya, beliau tidak ingin melanjutkan usaha di bidang ini dan malah beralih ke bidang komputer setelah kuliah di ITB. Setelah menikah dan ternyata sang istri juga memiliki latar belakang kuat mengenai batik, jiwa usaha itu kembali muncul. Dan jalan usahanya berawal dari lomba cipta selendang batik internasional pada tahun 1997. Pada lomba itu beliau berhasil menjadi juara I dan harapan I dengan beberapa kategori yang diikutinya. Dengan menjadi juara,akhirnya beliau membuat desain batik yang baru dan menjalankan usaha batiknya secara profesional. Usahanya mendapat banyak dukungan yang beliau dapat seperti dari pimpinan Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat.

Valkrisda Caresti

Valkrisda merupakan wirausahawan yang lahir di Surabaya pada tahun 1996. Usahanya berupa pemanfaatan limbah kain maupun kertas yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah tersebut kemudian dikreasikan menjadi produk scrapbook atau sejenis hiasan seperti album hiasan ataupun lainnya.

Awal mulanya Valkrisda memiliki hobi memberikan sesuatu yang unik kepada temannya yang ulang tahun atau saat ada hari spesial lainnya. Kemudian banyak yang suka dengan kerajinan yang dibuat Valkrisda dan banyak yang meminta untuk dibuatkan. Tetapi Valkrisda tidak mau hobinya menjadi bisnis karena takut jika tergiur dengan uang. Akhirnya ia sadar jika kerajinan yang dibuat bisa membantu banyak orang. Dan ia pun mulai menekuni scrapbook sebagai bisnis nya dan memberikan nama brand Syawnscrap. Ia bangga dengan bisnisnya bukan karena uang, tetapi karena mampu membeli kebutuhannya sendiri tanpa memberatkan orang tuanya.

Nah, itulah beberapa contoh wirausahawan sukses di bidang kerajinan. Banyak sekali pesan yang bisa kita ambil dari cerita para wirausahawan tersebut, salah satunya adalah kreatif dan pantang putus asa. Semoga cerita tersebut dapat menginspirasi kita untuk bisa terus berkarya.