Pernahkah kamu merasa kebingungan untuk memahami inti dari sebuah teks? Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh kalimatnya bertele-tele atau tidak efektif. Terkadang, menulis suatu kalimat memang terlihat gampang, namun seorang penulis yang baik juga harus memastikan bahwa informasi yang tertulis dapat dipahami oleh pembaca. Studio Literasi kali ini akan membahas tentang kalimat efektif, lengkap dengan kriterianya. Simak artikel ini sampai habis ya, Kawan Literasi!
Daftar Isi
Apa itu Kalimat Efektif?
Kalimat efektif merupakan kalimat yang berisi gagasan atau informasi yang mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Umumnya, sebuah kalimat terdiri atas Subjek, Predikat, Objek, serta Keterangan. Namun, terdapat beberapa syarat yang harus kamu ketahui untuk menyusun suatu kalimat efektif. Yuk, simak!
Kriteria Kalimat Efektif
1. Struktur Kalimat Sepadan
Kriteria pertama kalimat efektif adalah struktur yang sepadan dengan gagasan yang ingin disampaikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar sebuah kalimat memiliki kesepadanan struktur ialah sebagai berikut:
Artikel Terkait
- Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 19 September 2023 at 3:45 am
Cause and effect merupakan salah satu jenis kalimat yang paling sering digunakan baik dalam teks maupun percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui cara menyusun kalimat ini dengan benar. Sebagian orang pun masih melakukan kesalahan dalam menyatakan sebab dan akibat dalam bahasa Inggris. Misalnya, “Because sick, she can’t come to school.” Klausa pertama The post Cause and Effect: Rumus, Fungsi, serta Contoh Kalimatnya appeared first on Sma Studioliterasi.
- Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap!by Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 18 September 2023 at 3:05 am
Puisi terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Perbedaan yang signifikan diantara keduanya yaitu pada aturan penulisannya. Puisi lama biasanya lebih kaku karena adanya aturan seperti jumlah kata dan pengulangan kata. Setiap jenisnya pun memiliki ketentuannya sendiri. Kawan Literasi pasti sudah tidak asing dengan pantun atau syair. Pantun dan syair merupakan beberapa The post Jenis-Jenis Puisi Lama, Ciri-Ciri dan Contohnya, Lengkap! appeared first on Sma Studioliterasi.
- Kerajaan Kediri: Sejarah Kehidupan hingga Keruntuhannyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 17 September 2023 at 1:44 am
Kerajaan Kediri dikenal dengan nama Kerajaan Panjalu. Kerajaan ini berdiri pada sekitar abad ke-12 tahun 1042-1222. Berada di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur, dahulu kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Kuno dengan corak Hindu. Bagaimana kehidupan masa kerajaan ini berdiri dan apa penyebab keruntuhannya? Simak artikel kali ini hingga selesai! Awalnya, kerajaan ini adalah hasil The post Kerajaan Kediri: Sejarah Kehidupan hingga Keruntuhannya appeared first on Sma Studioliterasi.
- Lembaga Sosial: Jenis-Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsinyaby Andira Adi Fitria (Sma Studioliterasi) on 15 September 2023 at 9:53 am
Sebagai makhluk sosial, manusia tentu melakukan interaksi sosial. Nah, untuk bisa hidup dengan teratur, perlu sistem yang dapat mengaturnya, yaitu lembaga sosial. Institusi seperti sekolah, perusahaan, bahkan keluarga pun merupakan bentuk dari lembaga sosial. Menurut Koentjaraningrat, pengertian lembaga sosial adalah sistem tata kelakuan dan relasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan hidup ini mencakup The post Lembaga Sosial: Jenis-Jenis, Ciri-Ciri, dan Fungsinya appeared first on Sma Studioliterasi.
Memiliki Kejelasan Subjek dan Predikat
Kejelasan subjek dan predikat ini bisa dicapai dengan menghindari penggunaan kata depan atau preposisi seperti di, di dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, sebelum penyebutan subjek. Berikut adalah contoh kalimat yang salah:
Bagi semua siswa SMA Negeri 3 Malang harus mengikuti upacara hari Senin.
Kata ‘bagi’ di sini tidak diperlukan, sehingga kalimat yang benar adalah ‘Semua siswa SMA Negeri 3 Malang harus mengikuti upacara hari Senin’.
Tidak Memiliki Subjek Ganda
Adanya subjek ganda dapat membuat struktur kalimat tidak sepadan. Misalnya, pada kalimat berikut ini:
Penyusunan laporan akhir itu saya dibantu oleh para dosen.
Pada kalimat ini, terdapat dua subjek, yaitu ‘penyusunan laporan akhir itu’ dan ‘saya’. Oleh karena itu, kalimat di atas dapat disusun seperti ini ‘Dalam penyusunan laporan akhir itu, saya dibantu oleh para dosen’ atau ‘Saya dibantu oleh para dosen untuk menyusun laporan akhir itu’. Dengan demikian, hanya terdapat satu subjek yang digunakan dengan benar, yaitu subjek ‘saya’.
Penggunaan Kata Hubung yang Tepat
Penggunaan kata hubung yang tidak benar bisa membuat kalimat sulit untuk dipahami. Contohnya, pada kalimat berikut ini:
Kami tertinggal bus. Sehingga kami datang terlambat.
Kata hubung sehingga adalah kata hubung intrakalimat, jadi tidak bisa digunakan di awal kalimat. Akan lebih baik jika kalimat tersebut diubah menjadi “Kami tertinggal bus. Oleh karena itu, kami datang terlambat”.
Tidak Menggunakan Kata ‘yang’ sebelum Predikat
Beberapa orang kerap menggunakan kata ‘yang’ tidak pada tempatnya, menyebabkan kalimat menjadi membingungkan dan menghilangkan fungsi predikat. Contohnya, pada kalimat di bawah ini:
Rumahku yang terletak di belakang Sekolah Dasar A.
Kata ‘yang’ yang mendahului predikat ‘terletak’ menyebabkan kalimat tersebut hanya terdiri dari subjek dan frasa keterangan, atau bisa disebut kalimat rumpang. Seharusnya, kalimat tersebut cukup ditulis ‘Rumahku terletak di belakang Sekolah Dasar A’.
2. Bentuk Kalimat Paralel
Kriteria kalimat efektif selanjutnya adalah keparalelan atau kesejajaran kalimat. Artinya, bentuk kalimat harus sama. Apabila diawali dengan kata benda, maka lanjutan dari kalimat tersebut juga harus didahului kata benda. Contoh kalimat yang tidak sejajar ialah sebagai berikut:
Tahap terakhir pengembangan gedung tersebut adalah pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem air, dan mengatur tata ruang.
Pada kalimat di atas, predikat ‘memasang’ dan ‘mengatur’ tidak sesuai dengan kelas kata yang seharusnya digunakan, yaitu kata benda. Bentuk kalimat yang sejajar adalah “Tahap terakhir pengembangan gedung tersebut adalah pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem air, dan pengaturan tata ruang.
3. Kehematan Kata
Kriteria selanjutnya untuk membentuk suatu kalimat yang efektif adalah penggunaan kata yang hemat atau tidak bertele-tele. Kamu bisa melakukan beberapa cara berikut:
Menghindari pengulangan subjek
Apabila kamu menggunakan 2 subjek yang sama pada satu kalimat, sebaiknya cukup sebutkan satu kali saja agar tidak terjadi pengulangan. Contohnya, pada kalimat “Karena dia sakit, dia tidak masuk sekolah.” Pada kalimat tersebut, terjadi pengulangan kata ‘dia’. Agar tidak mengulang penggunaan subjek, kamu bisa mengubah kalimat tersebut menjadi “Karena sakit, dia tidak masuk sekolah.”
Tidak menggunakan kata sinonim dalam satu kalimat
Cara selanjutnya adalah menghindari penggunaan dua kata yang memiliki makna yang sama atau bersinonim. Pada kalimat ini, “Sejak dari pagi dia belum makan.” Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ mempunyai arti yang sama, sehingga kamu bisa menggunakan salah satunya saja. Kalimat yang efektif yaitu “Sejak pagi dia belum makan”.
Memperhatikan unsur kata jamak
Pada kalimat yang mengandung kata jamak, kamu perlu berhati-hati untuk tidak menambahkan kata lain yang maknanya juga jamak. Contohnya, pada kalimat “Hadirin sekalian dipersilahkan duduk”, kata ‘hadirin’ dan ‘sekalian’ sama-sama memiliki makna jamak. Oleh karena itu, kamu bisa mengubahnya menjadi “Hadirin dipersilahkan duduk”.
Tidak menggunakan superordinat pada hiponimi kata.
Hiponimi adalah hubungan kata yang mengandung makna spesifik dan umum. Contohnya, mawar, melati, dan anggrek berhiponim dengan bunga. Bunga merupakan superordinat dari mawar, melati, dan anggrek, disebut sebagai hiperonim.
Bentuk kalimat yang tidak efektif adalah “Pada masa orientasi, mahasiswa baru harus memakai kemeja warna putih”. Kata ‘warna’ adalah superordinat dari ‘putih’. Kamu bisa memperbaiki kalimat tersebut menjadi “Pada masa orientasi, mahasiswa baru harus memakai kemeja putih”, dengan menghapus kata ‘warna’, agar kalimatnya tidak bertele-tele.
4. Penalaran yang Cermat
Maksud dari kecermatan penalaran suatu kalimat adalah tidak adanya makna ganda yang terkandung dalam kalimat tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan pemilihan kata saat penyusunan kalimat.
Berikut adalah contoh kalimat yang bermakna ganda atau ambigu:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima penghargaan.
Kalimat di atas bersifat ambigu. Pada kalimat tersebut, pemaknaan ‘terkenal’ bisa saja berlaku untuk mahasiswa maupun perguruan tinggi. Kamu bisa mengubah bentuk kalimat di atas menjadi seperti berikut:
- Mahasiswa terkenal itu menerima penghargaan.
- Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima penghargaan.
5. Bahasa yang Logis
Kriteria kalimat efektif selanjutnya adalah kelogisan bahasa. Artinya, ide pada suatu kalimat dapat dengan mudah dipahami. Contoh kalimat yang tidak logis misalnya sebagai berikut:
Waktu dan tempat kami persilahkan
Kalimat tersebut tidak logis sebab seharusnya waktu dan tempat tidak ‘dipersilahkan’. Seharusnya, frasa ‘waktu dan tempat’ diganti dengan subjek orang, seperti saudara/saudari, bapak/ibu, menjadi sebagai berikut:
Bapak dan ibu kami persilahkan.
Baca juga: Apa itu Kalimat Utama? Definisi, Jenis & Cara Menentukannya
Itu dia pembahasan tentang kalimat efektif beserta kriterianya. Semoga kamu dapat mengaplikasikannya dalam tulisan-tulisan kamu, ya, Kawan Literasi!
Tidak ada komentar