1. Kelas 8 Bahasa Indonesia

Kalimat Efektif: Ketahui Pengertian, Kriteria & Contohnya!

Pernahkah kamu merasa kebingungan untuk memahami inti dari sebuah teks? Bisa jadi hal tersebut disebabkan oleh kalimatnya bertele-tele atau tidak efektif. Terkadang, menulis suatu kalimat memang terlihat gampang, namun seorang penulis yang baik juga harus memastikan bahwa informasi yang tertulis dapat dipahami oleh pembaca. Studio Literasi kali ini akan membahas tentang kalimat efektif, lengkap dengan kriterianya. Simak artikel ini sampai habis ya, Kawan Literasi!

Apa itu Kalimat Efektif?

Kalimat efektif merupakan kalimat yang berisi gagasan atau informasi yang mudah dipahami oleh pembaca atau pendengar. Umumnya, sebuah kalimat terdiri atas Subjek, Predikat, Objek, serta Keterangan. Namun, terdapat beberapa syarat yang harus kamu ketahui untuk menyusun suatu kalimat efektif. Yuk, simak!

Kriteria Kalimat Efektif 

1. Struktur Kalimat Sepadan

Kriteria pertama kalimat efektif adalah struktur yang sepadan dengan gagasan yang ingin disampaikan. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar sebuah kalimat memiliki kesepadanan struktur ialah sebagai berikut:

Artikel Terkait

  • Tari Merak: Makna, Fungsi, Busana, dan Gerakan
    by Amanda R Putri (Museum Nusantara – Info Wisata Sejarah Indonesia) on 10 Mei 2024 at 10:44 am

    Tari Merak, tarian tradisional Indonesia yang asalnya dari Jawa Barat. Tarian ini terkenal dengan gerakannya yang anggun dan penuh makna, tetapi juga kostumnya yang indah. Mulai berkembang pada sekitar tahun 50-an, oleh seorang koreografer saat itu, Raden Tjetjep Soemantri. Eits, tarian ini sudah mendunia, lho! Bahkan, saat ini Tari Merak sudah masuk daftar UNESCO dengan The post Tari Merak: Makna, Fungsi, Busana, dan Gerakan appeared first on Museum Nusantara - Info Wisata Sejarah Indonesia.

  • 5 Fungsi Musik dalam Senam Irama adalah Untuk
    by Amanda R Putri (Sma Studioliterasi) on 8 Mei 2024 at 2:12 pm

    Salah satu aspek yang terdapat pada senam irama, yakni musik. Fungsinya, tidak lain agar lebih semangat saat senam, dan pastinya untuk menambah kesan keindahan. Eits, masih ada fungsi lainnya, lho! Selengkapnya, bisa kamu simak penjelasannya dibawah ini! Fungsi Musik dalam Senam Irama  Fungsi musik dalam senam irama tak hanya sebatas pengiring saja, namun memiliki peran The post 5 Fungsi Musik dalam Senam Irama adalah Untuk appeared first on Sma Studioliterasi.

  • Pakaian Putri Kerajaan Majapahit, Mewah!
    by Amanda R Putri (Museum Nusantara – Info Wisata Sejarah Indonesia) on 16 April 2024 at 1:24 am

    Apapun yang terkait dengan fashion, terlebih kalau menyangkut kekeluargaan kerajaan pasti menarik untuk diketahui. Termasuk, pakaian kerajaan pada masa lalu yang tentu mengandung nilai bersejarah penting.  Kali ini kami akan mengajak kalian membahas pakaian putri Kerajaan Majapahit yang merupakan salah satu kerajaan berjaya di Nusantara antara abad ke-13 dan ke-16. Penasaran dengan pakaian putri khas The post Pakaian Putri Kerajaan Majapahit, Mewah! appeared first on Museum Nusantara - Info Wisata Sejarah Indonesia.

  • Kerap Tertukar, Inilah Perbedaan Nekara dan Moko!
    by Amanda R Putri (Museum Nusantara – Info Wisata Sejarah Indonesia) on 6 April 2024 at 1:59 pm

    Nekara dan moko ialah contoh artefak perunggu yang terkenal dari zaman prasejarah di Indonesia, tepatnya pada zaman logam. Memang kalau sekilas kita lihat memiliki beberapa kesamaan. Bahkan pada beberapa sumber sering kali menyebutkan kalau moko merupakan nama lain dari nekara. Ternyata, keduanya tidak sama dan terdapat perbedaan. Artikel ini bakal mengulas perbedaan yang signifikan pada The post Kerap Tertukar, Inilah Perbedaan Nekara dan Moko! appeared first on Museum Nusantara - Info Wisata Sejarah Indonesia.

  • Memiliki Kejelasan Subjek dan Predikat 

Kejelasan subjek dan predikat ini bisa dicapai dengan menghindari penggunaan kata depan atau preposisi seperti di, di dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, sebelum penyebutan subjek. Berikut adalah contoh kalimat yang salah: 

Bagi semua siswa SMA Negeri 3 Malang harus mengikuti upacara hari Senin. 

Kata ‘bagi’ di sini tidak diperlukan, sehingga kalimat yang benar adalah ‘Semua siswa SMA Negeri 3 Malang harus mengikuti upacara hari Senin’. 

  • Tidak Memiliki Subjek Ganda

Adanya subjek ganda dapat membuat struktur kalimat tidak sepadan. Misalnya, pada kalimat berikut ini: 

Penyusunan laporan akhir itu saya dibantu oleh para dosen. 

Pada kalimat ini, terdapat dua subjek, yaitu ‘penyusunan laporan akhir itu’ dan ‘saya’. Oleh karena itu, kalimat di atas dapat disusun seperti ini ‘Dalam penyusunan laporan akhir itu, saya dibantu oleh para dosen’ atau ‘Saya dibantu oleh para dosen untuk menyusun laporan akhir itu’. Dengan demikian, hanya terdapat satu subjek yang digunakan dengan benar, yaitu subjek ‘saya’. 

  • Penggunaan Kata Hubung yang Tepat

Penggunaan kata hubung yang tidak benar bisa membuat kalimat sulit untuk dipahami. Contohnya, pada kalimat berikut ini: 

Kami tertinggal bus. Sehingga kami datang terlambat. 

Kata hubung sehingga adalah kata hubung intrakalimat, jadi tidak bisa digunakan di awal kalimat. Akan lebih baik jika kalimat tersebut diubah menjadi “Kami tertinggal bus. Oleh karena itu, kami datang terlambat”.

  • Tidak Menggunakan Kata ‘yang’ sebelum Predikat

Beberapa orang kerap menggunakan kata ‘yang’ tidak pada tempatnya, menyebabkan kalimat menjadi membingungkan dan menghilangkan fungsi predikat. Contohnya, pada kalimat di bawah ini: 

Rumahku yang terletak di belakang Sekolah Dasar A.

Kata ‘yang’ yang mendahului predikat ‘terletak’ menyebabkan kalimat tersebut hanya terdiri dari subjek dan frasa keterangan, atau bisa disebut kalimat rumpang. Seharusnya, kalimat tersebut cukup ditulis ‘Rumahku terletak di belakang Sekolah Dasar A’. 

2. Bentuk Kalimat Paralel 

Kriteria kalimat efektif selanjutnya adalah keparalelan atau kesejajaran kalimat. Artinya, bentuk kalimat harus sama. Apabila diawali dengan kata benda, maka lanjutan dari kalimat tersebut juga harus didahului kata benda. Contoh kalimat yang tidak sejajar ialah sebagai berikut: 

Tahap terakhir pengembangan gedung tersebut adalah pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem air, dan mengatur tata ruang. 

Pada kalimat di atas, predikat ‘memasang’ dan ‘mengatur’ tidak sesuai dengan kelas kata yang seharusnya digunakan, yaitu kata benda. Bentuk kalimat yang sejajar adalah “Tahap terakhir pengembangan gedung tersebut adalah pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem air, dan pengaturan tata ruang. 

3. Kehematan Kata

Kriteria selanjutnya untuk membentuk suatu kalimat yang efektif adalah penggunaan kata yang hemat atau tidak bertele-tele. Kamu bisa melakukan beberapa cara berikut:

  • Menghindari pengulangan subjek

Apabila kamu menggunakan 2 subjek yang sama pada satu kalimat, sebaiknya cukup sebutkan satu kali saja agar tidak terjadi pengulangan. Contohnya, pada kalimat “Karena dia sakit, dia tidak masuk sekolah.” Pada kalimat tersebut, terjadi pengulangan kata ‘dia’. Agar tidak mengulang penggunaan subjek, kamu bisa mengubah kalimat tersebut menjadi “Karena sakit, dia tidak masuk sekolah.”

  • Tidak menggunakan kata sinonim dalam satu kalimat

Cara selanjutnya adalah menghindari penggunaan dua kata yang memiliki makna yang sama atau bersinonim. Pada kalimat ini, “Sejak dari pagi dia belum makan.” Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ mempunyai arti yang sama, sehingga kamu bisa menggunakan salah satunya saja. Kalimat yang efektif yaitu “Sejak pagi dia belum makan”.

  • Memperhatikan unsur kata jamak 

Pada kalimat yang mengandung kata jamak, kamu perlu berhati-hati untuk tidak menambahkan kata lain yang maknanya juga jamak.  Contohnya,  pada kalimat “Hadirin sekalian dipersilahkan duduk”, kata ‘hadirin’ dan ‘sekalian’ sama-sama memiliki makna jamak. Oleh karena itu, kamu bisa mengubahnya menjadi “Hadirin dipersilahkan duduk”.

  • Tidak menggunakan superordinat pada hiponimi kata.

Hiponimi adalah hubungan kata yang mengandung makna spesifik dan umum. Contohnya, mawar, melati, dan anggrek berhiponim dengan bunga. Bunga merupakan superordinat dari mawar, melati, dan anggrek, disebut sebagai hiperonim. 

Bentuk kalimat yang tidak efektif adalah “Pada masa orientasi, mahasiswa baru harus memakai kemeja warna putih”. Kata ‘warna’ adalah superordinat dari ‘putih’. Kamu bisa memperbaiki kalimat tersebut menjadi “Pada masa orientasi, mahasiswa baru harus memakai kemeja putih”, dengan menghapus kata ‘warna’, agar kalimatnya tidak bertele-tele. 

4. Penalaran yang Cermat

Maksud dari kecermatan penalaran suatu kalimat adalah tidak adanya makna ganda yang terkandung dalam kalimat tersebut. Oleh sebab itu, perhatikan pemilihan kata saat penyusunan kalimat. 

Berikut adalah contoh kalimat yang bermakna ganda atau ambigu: 

Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima penghargaan. 

Kalimat di atas bersifat ambigu. Pada kalimat tersebut, pemaknaan ‘terkenal’ bisa saja berlaku untuk mahasiswa maupun perguruan tinggi. Kamu bisa mengubah bentuk kalimat di atas menjadi seperti berikut: 

  • Mahasiswa terkenal itu menerima penghargaan. 
  • Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal itu menerima penghargaan.

5. Bahasa yang Logis

Kriteria kalimat efektif selanjutnya adalah kelogisan bahasa. Artinya, ide pada suatu kalimat dapat dengan mudah dipahami. Contoh kalimat yang tidak logis misalnya sebagai berikut: 

Waktu dan tempat kami persilahkan

Kalimat tersebut tidak logis sebab seharusnya waktu dan tempat tidak ‘dipersilahkan’. Seharusnya, frasa ‘waktu dan tempat’ diganti dengan subjek orang, seperti saudara/saudari, bapak/ibu, menjadi sebagai berikut: 

Bapak dan ibu kami persilahkan.

Baca juga: Apa itu Kalimat Utama? Definisi, Jenis & Cara Menentukannya

Itu dia pembahasan tentang kalimat efektif beserta kriterianya. Semoga kamu dapat mengaplikasikannya dalam tulisan-tulisan kamu, ya, Kawan Literasi!

 

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Kalimat Efektif: Ketahui Pengertian, Kriteria & Contohnya!

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Kalau pada cermin cekung, sifatnya konvergen. Nah, pada Cermin cembung, sebuatannya sebagai cermin divergen. Lantaran termasuk jenis cermin yang permukaannya melengkung ke luar seperti bola. Sehingga memiliki sifat-sifat khusus yang berbeda dari cermin datar dan cermin cekung. Artikel ini bakal mengulas secara mendalam mengenai beberapa aspek, termasuk bentuk, sifat, rumus, contoh soal serta penerapannya dalam […]
    Pesawat sderhana Bidang miring, sebuah materi biasanya kamu dapatkan saat berada pada kelas 8 SMP. Cakupan materinya paling meliputi definisi, cara kerja, jenis benda hingga penggunaan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan kalau SMA (IPA) masuknya dalam mata pelajaran Fisika pembahasannya lebih detail, terdapat rumus untuk menghitungnya. Semua itu bakal terbahas secara lengkap melalui artikel ini. Barangkali […]

    Trending

    Tenses masih menjadi penghambat utama saat belajar Bahasa Inggris. Pasalnya kita dituntut untuk menguasai berbagai jenis tenses dan masing-masing memiliki fungsinya berdasarkan waktu kamu melakukan kegiatan. Karena kalau salah, maka dapat mempengaruhi susunan atau lanjutan kalimat berikutnya.  Bahkan bisa terjadinya misscom lantaran hanya kesalahan dalam memakai tenses. Tapi tenang, sebenarnya masih ada beberapa cara mudah […]
    Sifat-sifat gelombang bunyi merupakan salah satu dari sekian materi yang termasuk dalam kelompok IPA. Bahkan, kita sudah mulai mendapatkannya sejak berada level Sekolah Dasar (SD). Pas banget, Studio Literasi menuliskan artikel ini khusus tentang sifat-sifat gelombang bunyi buat yang sedang atau akan mempelajarinya. Yuk, persiapkan dirimu dengan menambah pengetahuan ilmu tersebut dengan membacanya! Gelombang Bunyi […]
    Tekanan zat cair atau tekanan hidrostatis merupakan salah satu konsep utama dalam fisika yang memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan. Terutama jika berkaitan dengan kedalaman dan air. Melalui artikel ini Sobat Literasi bakal mengetahui beberapa aspek tentang tekanan zat cair, mulai dari definisi, sifat-sifatnya, hingga penerapannya pada  berbagai macam bidang. Definisi Tekanan Zat Cair […]